Rumus Tiang Pancang


Telah banyak percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menentukan daya dukung daripada tiang pancang dengan mengadakan pencatatan pada waktu pemancangan (calendering). Ada sekelompok teknis yang mempersamakan usaha dari jatuhnya alat tumbuk (hammer) dengan kerja yang dilakukan oleh alat pancang :

jadi,

W*H = R*S + Z

dimana :

W = berat daripada alat pancang

H = Tinggi jatuhnya alat tumbuk

R = Tahanan batas dari tanah yang menahan turunnya tiang pancang

S = Besar penurunan tiang pancang pada setiap diadakan penumbukan

Z = Besarnya kehilangan tenaga yang disebabkan oleh banyak faktor

Menentukan harga daripada Z adalah sangat sulit karena adanya kehilangan tenaga selama pemancangan itu, di antaranya adalah :

  • Adanya tekanan/penempatan sementara di tanah
  • Adanya tekanan sementara daripada tiang pancang
  • Adanya pantulan daripada alat penumbuk tiang pancang
  • Adanya deformasi elastis daripada alat tumbuk itu sendiri

Rumus Pancang Belanda (Hollandse Hei – Formula)

Ada kelompok teknisi lain di antaranya adalah Eitelwein (1820), yang mendasarkan pada rumus-rumus teori tumbukan dari Newton dengan mengadakan percobaan penumbukan.

Dari hasil hasil calendering disusun rumus-rumus tumbuk untuk menentukan data dukung daripada tiang pancang.

Oleh karena itu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi daya penahan ini seperti tersebut di atas, maka banyak pula rumus-rumus yang dipakai, akan tetapi hasilnya berbeda-beda dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Salah satu dari rumus-rumus yang dapat dipakai adalah dinamakan “Hollandse Hei Formula” atau rumus Eitelwein.

Dimana, :

m = Banyaknya pukulan di dalam tocht terakhir (30 pukulan untuk tiang baja, 20 pukulan untuk tiang beton)

B = Beratnya besi penumbuk (kg)

T = Beratnya tiang (kg)

H = Tinggi jatuh rata-rata selama tocht terakhir (cm)

n = Faktor keamanan : dalam tanah pasair = 4, dalam tanah liat = 6

W = Adalah muatan terbesar yang diperkenankan untuk 1 tiang

Z = Turunnya tiang selama tocht terakhir (cm)

Kalau Z sudah ditentukan atau diukur, maka harga W dapat dihitung, sebaliknya kalau W ditentukan, yaitu berat bangunan dengan muatannya di bagi dengan banyaknya tiang, maka Z dapat dihitung pula.

Biasanya tiang pancang ditumbuk sedemikian rupa sehingga turunnya rata-rata selama 3 tocht terakhir lebih kecil daripada Z yang dihitung.

Untuk mempermudah pekerjaan, sering juga dipakai daftar seperti dinyatakan di halaman sebaliknya, yang dikutip dari :

“Warerboukiende” Ir. Honing

Contoh Penggunaan :

Ditentukan :

Suatu tiang pancang panjangnya 10 m

Ditumbuk dengan besi tumbuk seberat 500 kg

Tinggi jatuh 2 m, turun selama tocht terakhir = 80 cm

Ditanyakan :

Daya dukung daripada tiang ?

Jawab :

Dari daftar di atas dapat dilihat

Daya dukung tiang akan berada 0pada 6000 kg dan 8000 kg.

Dengan interpolasi didapat W = 7125 kg

Untuk tiang pancang yang panjangnya antara 10 m dan 14 m boleh diambil antara harga-harga yang diberikan dalam daftar tersebut dengan menginterpolasi secara lurus.

Engineering News Formula

Rumus-rumus yang lebih mudah yang didasarkan pada pengalaman di lapangan dan yang masih sering digunakan di Amerika Serikat disebut “Engineering News Formula”, telah dikembangkan oleh Wellington (1888).

Dimana, :

c = adalah suatu faktor yang harganya

Faktor angka 12 dimasukkan sebab H dinyatakan dalam Feet sedangkan harga S dalam inchi.

Apabila faktor angka keamanan Fs = 6, maka beban yang diizinkan Rs pada tiang untuk Drop Hammer dan angka untuk Single Acting Hammer adalah :

Untuk Double Steen Hammer :

Dimana, :

A = Luas daripada permukaan alat tumbuk

p = Tekanan uap pada piston

Rumus Pancang A. Hilley.

Sebagai perbandingan dengan mudah dapat digunakan rumus dari Hilley yang banyak dipakai di bahasa Inggris.

Dimana, :

H = Tinggi jatuh alat tumbuk (inchi)

k = Suatu coefficient yang harganya selalu 1 yang menunjukkan efisiensi dari pada pukulan hammer

c = c1 + c2 + c3 yang menunjukkan besarnya kehilangan tenaga yang disebabkan oleh karena tekanan/penempatan sementara pada :

  1. Kepala dan packing dari alat pancang (c1)
  2. Pada tiang pancang (c2)
  3. Pada tanah (c3)

Harga : S, c2 dan c3 dapt diukur pada setiap pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Sebuah pensil digerakkan dengan tangan pada sepanjang papan petunjuk dengan kecepatan yang tetap dari kiri ke kanan (lihat gambar (a))

Sementara itu pada waktu bersamaan, tiang akan bergerak ke bawah oleh adanya pukulan hammer dan kemudian bergerak kembali (memantul) ke atas menuju bentuknya semula, pencatatan ditunjukkan oleh gambar (b), yang diperoleh pada selembar kertas yang dilekatkan di tiang

Daftar Pustaka :

Pondasi tiang Pancang ,jilid 1m Ir. Sardjono HS








About sanggapramana

Mahasiswa S1 angkatan 2009 jurusan teknik sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Posted on 01/09/2010, in Tiang pancang. Bookmark the permalink. 14 Komentar.

  1. mugo2 nambahi pengetahuanku,
    barakallahufikum

  2. Thanks ya bwt ilmu na….

  3. bang kalau rumus kobelko untuk tiang pancang gimana contoh soalnya.?? thank’s before

  4. Bro, klo untuk rumus tiang tenda promosi ada contohnya ?

  5. untuk perhitungan dolly bagaimana caranya?

  6. kalo ngitung nya cuman tau diameter nya doang + mutu gimana cara caru berat tiang pancang nya ??

  7. itanurfadilah

    terima kasih mau berbagi ilmu

  8. Tolong dibantu mas, karena saya tidak bawa literatur, kirimkan rumus menghitung bearing capacity, untuk tiang pancanb yanb pile capnya elevared, sebagian pancang ada di atas tanah, seperti pelabuhan, (pondasi dalam), benaman tiang min 25 meter. Terima kasih sebelumnya.

  9. Ralat : tolong dibantu Mas, karenasaya tidak membawa literatur, tolong kirimkan formula menghitung bearing capasity untuk tiang pancang yang sebagian tiang ada dia atas permukaan tanah, dan ada horizontal forse, tumbukan kapal, seperti pile pelabuhan.

    Benaman pile min 25 meter, pile cap diatas air pasang, terimakasih sebelumnya

  10. selamat malam pak. Saya melakukan pemancangan tiang untuk jembatan bentang 25 m. diameter tiang pancang 40 cm panjang desain 10 M. Perencana menghitung daya dukung tiang berdasarkan priction . Saat pemancangan sampai dengan 10 m pukulan 10 terakhir nilai kalenderingnya berpariasi 15 cm sampai 24 cm artinya tidak mencapai persyaratan (2.5 cm ). Setelah di uji PDA tes dengan nilai 64 ton-95 ton pertiang. yang ingin saya tanyakan apakah perlu dilakukan penambahan panjang tiang atau penambahan banyak tiang disisip sampai kedalaman atau sampai dapat nilai kalenderingnya memenuhi persyaratan 2.5 cm untuk 10 pukulan terakhir.

    • sanggapramana

      untuk tiang pancang d=40cm , P Max = 211 ton, dan P ijin =100 ton. Jadi masih blm terpenuhi semua persyaratannya. Harus sambung dan dipancang lagi, sampai tes kelendering dan daya dukung max terpenuhi/ mendekati.

Tinggalkan komentar