Monthly Archives: Juli 2010

Retakan pada balok akibat gaya geser


sebenarnya saya ingin menulis tentang struktur balok dengan tulangan rangkap, tapi banyak sekali yang harus ditulis.hehe. yasudah nulis retakan pada balok dulu saja. . .ingat ya tulisan ini saya ambil dari buku balok dan pelat beton bertulang karangan Ir.H Ali Kasroni,MT ,penerbit graha ilmu

let start. . . .

Retakan pada balok

Jika ada sebuah balok yang ditumpu secara sederhana (yaitu dengan tumpuan sendi-rol), kemudian di atas balok diberi beban cukup berat, balok tersebut dapat terjadi 2 jenis retakan, yaitu retak yang arahnya vertikal dan retakan yang arahnya miring.

Retak vertikal terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan beban lentur, sehingga biasanya terjadi pada daerah lapangan (benteng tengah) balok, karena pada daerah ini timbul momen lentur paling besar. Retak miring terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan gaya geser, sehingga biasanya terjadi pada daerah ujung (dekat tumpuan) balok, karena pada daerah ini timbul gaya geser/gaya lintang paling besar.

Retak balok akibat gaya geser

Untuk memberikan gambaran cukup jelas tentang bekerjanya gaya geser/gaya lintang pada balok, diambil sebuah elemen kecil dari beton yang berada di dekat ujung balok, kemudian elemen tersebut diperbesar sehingga dapat dilukiskan gaya-gaya geser di sekitar elemen beton seperti gambar di bawah.

Pada gambar (a), akibat berat sendiri dan beban-beban di atas balok, maka pada tumpuan kiri maupun kanan timbul reaksi (RA dan RB) yang arahnya ke atas, sehingga pada tumpuan kiri terjadi gaya lintang/geser sebesar RA ke atas.

Gaya lintang RA ini berakibat pada elemen beton (yang diperbesar) pada gambar (b) sebagai berikut :

  1. Arah reaksi RA ke atas, sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kiri terjadi gaya geser dengan arah ke atas pula.
  2. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi keseimbangan gaya vertikal pada elemen beton, sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kanan timbul gaya geser ke bawah. Kedua gaya geser pada kedua permukaan bidang (bidang kiri dan kanan) ini besarnya sama.
  3. Akibat gaya geser ke atas pada kedua permukaan bidang kiri dan gaya geser ke bawah pada permukaan bidang kanan, maka pada elemen beton timbul momen yang arahnya sesuai dengan arah putaran jarum jam.
  4. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi keseimbangan momen pda elemen beton, sehingga momen yang ada harus dilawan oleh momen lain yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
  5. Momen lawan yang arahnya berlawanan dengan arah jarum putaran jam pada item 4) dapat terjadi, jika ada permukaan bidang elemen sebelah atas ada gaya geser dengan arah kiri, dan pada permukaan bidang elemen sebelah bawah ada gaya geser dengan arah ke kanan.Kedua gaya geser terakhir ini besarnya juga sama.

Pada gambar (c), terjadi keadaan berikut :

  1. Gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri dan gaya geser ke kiri pada permukaan bidang atas, membentuk resultante R yang arahnya miring ke kiri-atas.
  2. Gaya geser ke bawah pada permukaan bidang kanan dan gaya geser ke kanan pada permukaan bidang bawah, juga membentuk resultante R yang arahnya miring ke kanan-bawah.
  3. Kedua resultant yang terjadi dari item 1 dan item 2 tersebut sama besarnya, tetapi berlawanan arah dan saling tarik-menarik.
  4. Jika elemen beton tidak mampu menahan gaya tarik dari kedua resultant R, maka elemen beton akan retak dengan arah miring, membentuk sudut 45 derajat.

Semoga bermanfaat

Salam . .sipil Indonesia

Contoh hitungan balok sederhana


Balok beton bertulang berukuran 300 mm x 500 mm terletak di atas tumpuan sederhana seperti tampak pada gambar diatas .Di atas balok tersebut bekerja beban mati plat (q_dpelat) = 2 kN/m’ dan beban hidup (qL) = 2 kN/m’. Jika berat beton diperhitungkan sebesar 25 kN/m3 , hitunglah momen perlu dan momen nominal untuk perencanaan balok tersebut!

Penyelesaian!!

(a) Menghitung momen perlu balok (Mu balok)

Berat balok = 0,3 x 0,5 x 25 = 3,75 kN/m’

Beban mati :

Beban mati = Berat balok, (q_Dbalok) + Berat plat (q_Dpelat)

=    3,75  kN/m’                       +   2,00 kN/m’

=    5,75 kN/m’

Momen akibat beban mati

MD (Momen Dead) = 1/8 * qD * L2 = 1/8  * 5,75 * 82   = 46 kN- m

Momen akibat beban hidup

ML (Momen Life) = 1/8 * qL * L2 = 1/8 * 2 * 82   = 16  kN- m

Momen perlu balok (Mu)

Mu = 1,2 MD + 1,6 ML

= 1,2 (46) + 1,6 (16)

= 80,8 kN-m

Menghitung Mu dengan cara lain :

Beban perlu (qu) = 1,2*qD + 1,6*qL

= 1,2*5,75 + 1,6* 2

= 10,1 kN/m’

Momen perlu (Mu) = 1/8* qu*L2

= 1/8* qu* L2

= 80,8 kN-m

(b)Menghitung momen nominal Mn balok

di dalam  Belajar tentang balok dan pelat beton bertulang ( untuk pemula) sudah dijelaskan bahwa kuat rencana minimal sama dengan kuat perlu balok. Kuat perlu ini sudah dihitung yaitu Mu sebesar 80,8 kN-m

Nilai kuat rencana = faktor reduksi kekutan * kuat tekan nominal

Jadi, momen rencana (Mr) = faktor reduksi kekutan * Momen nominal (Mn)
Menurut persamaan diperoleh : Mr > atau = Mu

Jika diambil Mr = Mu = 80,8 kNm, dan faktor reduksi kekuatan untuk (struktur menahan lentur) = 0,80 maka diperoleh

Mn = Mr/ faktor reduksi kekuatan

= 80,8/0,8

= 101 kNm
Jadi, Mn = 101 kNm

Salam sipil Indonesia

Penghematan proyek konstruksi dengan sistem Pra-cetak


Hai , kita bertemu lagi dengan Sangga disini. wkwkwkwkwkw. Pada tulisan saya kali ini, kita akan membahas tentang keuntungan menggunakan teknologi beton pracetak, terutama untuk menekan biaya konstruksi, jadi lebih murah donk. hehehe. Tulisan-tulisan di bawah saya ambil dari buku eksplorasi teknologi dalam proyek konstruksi, oleh Wulfram I. Ervianto, bagi yang mau langsung beli bukunya silahkan. Sukses selalu sipil Indonesia Jaya . . . .

Beton pracetak Vs Beton cast-in-place (cetak di tempat)

Sebenarnya beton pracetak tidak berbeda dengan beton biasa. Yang membuat berbeda adalah metode fabrikasinya.Pada umumnya penggunaan beton pracetak dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan pengecoran ditempat dengan alasan :

  1. Mengurangi biaya pemakaian bekisting
  2. Mereduksi biaya upah pekerja
  3. Mereduksi durasi pelaksanaan proyek, sehingga overhead yang di keluarkan kecil.

Pada dasarnya beton pracetak itu dibuat tidak di tempat pelaksanaan proyek melainkan di tempat lain, misalnya pabrik dll. Sehingga akan menambah biaya angkut untuk transport beton pracetak ke lokasi proyek dan kelebihan juga, beton pracetak ini tidak terpengaruh cuaca yang berubah-ubah karena tidak dilakukan di lokasi proyek.

ayo kita bahas keuntungan lain dari beton pracetak ini

  • Kecepatan dalam pelaksanaan pembangunan
  • Dicapainya tingkat flexibilitas dalam proses perancangannya
  • Pekerjaan di lokasi proyek menjadi lebih sederhana
  • Pihak yang bertanggung jawab lebih sedikit
  • Mempunyai aspek positif terhadap schedule, terutama kemudahan di dalam melakukan pengawasan dan pengendalian biaya serta jadwal pekerjaan
  • Jumlah pekerja kantor proyek lebih sedikit. Demikian juga tenaga lapangan yang dibutuhkan untuk setiap unit komponen yang lebih kecil karena pekerjaan dapat dilaksanakan secara seri.
  • Menggunakan tenaga buruh kasar sehingga upah relatif lebih murah
  • Waktu konstruksi yang relatif lebih singkat karena pekerja lapangan (di lokasi proyek) hanya mengerjakan cast-in-situ dan kemudian menggabungkan dengan komponen-komponen beton pracetak.
  • Aspek kualitas, di mana beton dengan mutu prima dapat lebih mudah dihasilkan di lingkungan pabrik.
  • Produksinya hampir tidak terpengaruh oleh cuaca
  • Biaya yang dialokasikan untuk supervisi relatif lebih kecil. Hal ini disebabkan durasi proyek yang lebih singkat.
  • Kontinuitas proses konstruksi dapat terjaga sehingga perencanaan kegiatan dapat lebih akurat.
  • Mampu mereduksi biaya konstruksi.
  • Dapat dihasilkan bangunan akurasi dimensi dan mutu yang lebih baik.

Selain, keuntungan ada juga kelemahan beton pracetak dibandingkan dengan beton cast-in-place, sebagai berikut :

  • Kerusakan yang mungkin timbul selama proses transportasi
  • Dibutuhkan peralatan lapangan dengan kapasitas angkat yang cukup untuk mengangkat komponen konstruksi dan menempatkan pada posisi tertentu.
  • Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk transportasi.
  • Munculnya permasalahan teknis dan biaya yang dibutuhkan untuk menyatukan komponen-komponen beton pracetak.
  • Diperlukan gudang yang luas dan fasilitas curing
  • Diperlukan lapangan yang luas untuk produksi dalam jumlah yang besar.

Mana yang lebih menguntungkan  pracetak atau cor di tempat????

Dari pembahasan diatas, beton pracetak tetap lebih memiliki banyak kelebihan di bandingkan dengan kelemahannya.

Ditinjau dari pengalokasian dana dalam suatu proyek sipil dan gedung

  1. biaya kantor pusat  : 6% – 8%
  2. biaya konstruksi: 65% – 70%
  3. biaya mekanikal : 10% -15%
  4. biaya listrik : 10% – 15%
  5. biaya kontingental : 10% -15%

Dapat dilihat biaya yang paling besar, adalah biaya untuk konstruksi bangunan gedung itu sendiri. Maka untuk menghemat biaya proyek kita harus cermat-cermat dalam mereduksi biaya konstruksi. Salah satu teknologi untuk mereduksi biaya konstruksi adalah dengan beton pracetak. Penghematan biaya dari teknologi pracetak adalah sbb :

  • Upah tenaga pabrik (pembuat beton pracetak) lebih rendah daripada pekerja tukang kita di lapangan.
  • Pemakaian bekisting lebih hemat
  • Waktu penyelesaian proyek lebih cepat.
  • Produktivitas yang lebih besar dari pekerja karena sebagian besar bekerja di permukaan tanah.
  • Tidak terpengaruh cuaca.

Mari kita bahas lagi mengenai penghematan uang kita dengan menerapkan beton pracetak ini !!!!

  1. Durasi proyek yang lebih singkat : dengan menggunakan beton pracetak, pekerjaan struktur yang masih harus dilaksanakan di lapangan adalah pekerjaan fondasi, di mana pelaksanaannya dapat bersamaan dengan produksi beton pracetak. Pengaturan jadwal produksi elemen beton pracetak dapat diatur sedemikian rupa sehingga elemen-elemen yang akan dipasang lebih awal dapat diproduksi lebi dahulu dan pada saatnya nanti elemen tersebut telah cukup umur. Pada saat pekerjaan struktur bawah selesai ,maka elemen-elemen beton pracetak yang telah cukup umur tersebut dapat di-Erction dalam waktu yang relatif singkat dibanding dengan pekerjaan cor di tempat. Dengan kegiatan pekerjaan yang overlapping serta cycle time erection. Maka proyek akan selesai dalam waktu yang lebih singkat.
  2. Mereduksi biaya konstruksi : Dengan durasi yang relatif lebih singkat maka dengan sendirinya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan proyek akan menjadi lebih kecil.Satu hal yang jelas terlihat pengurangannya adalah biaya overhead proyek.Hal lain yang dapat mereduksi biaya adalah penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit yang menurunkan biaya upah ; berkurangnya kebutuhan material pendukung seperti scaffolding, penghematan material bekisting, serta material pembentuk beton bertulang.
  3. Kontinuitas proses konstruksi dapat terjaga : Maksud dari kontinuitas adalah

Tulisan ini sedang saya tulis untuk saat ini, tapi sebagian dapat anda baca sekalian saya menyelesaikannya

Salam

Pemasangan tulangan pada balok (untuk pemula)


tulisan Ini, adalah lanjutan dari Belajar tentang balok dan pelat beton bertulang ( untuk pemula),
langsung aja ya. . . .

1.  Pemasangan tulangan longitudinal / memanjang

Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya tarik. Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal (memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar (umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut.

Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang .Berikut ini diberikan beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat.

2. Pemasangan tulangan geser

Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan. Retakan balok akibat gaya geser dan cara mengatasi retakan geser ini akan dijelaskan lebih lanjut . . .

Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang dapat berupa tulangan miring/tulangan-serong atau berupa sengkang/begel. Jika sebagai penahan gaya geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah yang gaya gesernya besar (mislnya pada ujung balok yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah bentang) dapat dipasang begel dengan jarak yang lebih besar/renggang.

3. Jarak tulangan pada balok

Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu, seperti terlihat pada gambar berikut :

Keterangan gambar :

  • Sb = tebal penutup beton minimal (9.7-1 SNI 03-2847-2002).Jika berhubungan dengan tanah/cuaca :  Untuk D >atau =16 mm, tebal Sb = 50 mm. ; Untuk D< 16 mm, tebal Sb = 40 mm ; Jika tak berhubungan tanah dan cuaca tebal Sb = 40 mm.
  • b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping (3.3.6-7 SK SNI T-15-1991-03), diambil < atau = 300 mm dan < atau = balok (1/6) kali tinggi efektif balok.Tinggi efektif = tinggi balok – ds atau d = h – ds
  • S av = Jarak bersih tulangan pada arah vertikal (9.6-2 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D.
  • Sn = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (9.6-1 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D. Disarankan d > atau = 40 mm, untuk tulangan balok.
  • D = diameter tulangan longitudinal (mm)
  • ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton bagian tarik, sebaiknya diambil > atau = 60 mm.

4.  Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris

Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur.Sebagai contoh dimensi balok ditulis dengan b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok, b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm.

Keterangan gambar :

  • As = luas turangan tarik (mm2)
  • As’ = luas tulangan tekan (mm2)
  • b  = lebar penampang balok (mm)
  • c  =  jarak antara garis netral dan tepi serat beton tertekan (mm)
  • d  = tinggi efektif penampang balok (mm)
  • ds1= Jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik (mm)
  • ds2= jarak antara titik berat tulangan tarik baris kedua dengan tulangan tarik baris pertama (mm)
  • ds’ = jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan (mm)
  • h = tinggi penampang balok (mm)

Karena lebar balok terbatas pada nilai b, maka jumlah tulangan yang dapat dipasang pada 1 baris (m) juga terbatas. Jika dari hasil hitungan tulangan balok diperoleh jumlah total (n) yang ternyata lebih besar daripada nilai m, maka terpaksa tulangan tersebut harus dipasang pada baris berikutnya. Jumlah tulangan maksimal pada baris (m) tersebut ditentukan dengan persamaan berikut :
keterangan :

  • m = jumlah tulangan maksimal yang dapat dipasang pada 1 baris. Nilai m dibulatkan ke bawah, tetapi jika angka desimal lebih besar daripada 0,86 maka dapat dibulatkan ke atas.
  • b = lebar penampang balok (mm)
  • ds1 = jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik (mm)
  • D = diameter tulangan longitudinal balok (mm)
  • Sn = jarak bersih antar tulangan pada arah mendatar, dengan syarat lebih besar dari D dan lebih besar dari 40 mm (dipilih nilai yang besar)

Pada persamaan di atas, jika ternyata jumlah tulangan balok (n) > jumlah tulangan per baris (m), maka kelebihan tulangan (n-m) tersebut harus dipasang di baris berikutnya.

Gak mudeng ya ??????

wkwkwkwkwkwkwkwk

langsung ke contoh soal aja

ayuxxxxxxxxxxxxx

Belajar tentang balok dan pelat beton bertulang ( untuk pemula)


Yah, kita ketemu lagi, sekarang saya akan membahas tentang Balok beton bertulang, ni tulisan saya bersumber dari buku Balok dan pelat beton bertulang oleh Ali Asroni penerbit graha ilmu bagi yang mau beli bukunya silahkan, bagi yang mau belajar dari sini juga bisa.maaf untuk simbol2 ada yang tidak dapat dimasukkan karena keterbatasan fitur ini. Lets start . . . . .

Balok tanpa tulangan

Kita tau sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik.Oleh karena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.

Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol), dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta beban merata q, maka akan timbul momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat-serat balok bagian tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan semakin kecil pula.

Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami tegangan sama sekali (tegangan tekan dan tarik = 0).

Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan mengalami tegangan tarik cukup besar yang dapat mengakibatkan retak pada beton pada bagian bawah.Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton yang momennya besar, yaitu pada lapangan/tengah bentang.

Balok Beton dengan tulangan

Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi bawah, maka perlu diberi baja tulangan sehingga disebut dengan “beton bertulang”. Pada balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh baja tulangan.Karena sifat beton yang tidak kuat tehadap tarik, maka pada gambar di atas, tampak bahwa balok yang menahan tarik (di bawah garis netral) akan ditahan tulangan, sedangkan bagian menahan tekan (di bagian atas garis netral) tetap ditahan oleh beton.

Fungsi utama beton dan tulangan

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa baik beton maupun baja-tulangan pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai fungsi atau tugas pokok yang berbeda sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan.Fungsi utama beton yaitu untuk

Fungsi utama beton

  • Menahan beban/gaya tekan
  • Menutup baja tulangan agar tidak berkarat

Fungsi utama baja tulangan

  • Menahan gaya tarik (meskipun kuat juga terhadap gaya tekan)
  • Mencegah retak beton agar tidak melebar

Faktor keamanan

Agar dapat terjamin bahwa suatu struktur yang direncankan mampu menahan beban yang bekerja, maka pada perencanaan struktur digunakan faktor keamanan tertentu.Faktor keamanan ini tersdiri dari 2 jenis , yaitu :

  1. Faktor keamanan yang bekerja pada beban luar yang bekerja pada struktur, disebut faktor beban.
  2. Faktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur (gaya dalam), disebut faktor reduksi kekuatan.

Faktor beban luar/faktor beban

Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing beban yang bekerja pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda tergantung dari kombinasi beban yang bersangkutan. Menurut pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya struktur dan komponen struktur memenuhi syarat dan layak pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan kombinasi-kombinasi beban berfaktor sbb :

  1. Jika struktur atau komponen hanya menahan beban mati D (dead) saja maka dirumuskan : U = 1,4*D
  2. Jika berupa kombinasi beban mati D dan beban hidup L (live), maka dirumuskan : U = 1,2*D + 1,6*L + 0,5 ( A atau R )
  3. Jika berupa kombinasi beban mati D,beban hidup L, dan beban angin W, maka diambil pengaruh yang besar dari 2 macam rumus berikut : U = 1,2*D + 1,0*L + 1,6*W + 0,5 ( A atau R )  dan rumus satunya : U = 0,9*D + 1,6*W
  4. Jika pengaruh beban gempa E diperhitungkan, maka diambil yang besar dari dua macam rumus berikut : U = 0,9*D + 1*E

Keterangan :

U = Kombinasi beban terfaktor, kN, kN/m’ atau kNm

D = Beban mati (Dead load), kN, kN/m’ atau kNm

L = Beban hidup (Life load), kN, kN/m’ atau kNm

A = Beban hidup atap   kN, kN/m’ atau kNm

R = Beban air hujan, kN, kN/m’ atau kNm

W = Beban angin (Wind load) ,kN, kN/m’ atau kNm

E = Beban gempa (Earth quake load), kN, kN/m’ atau kNm, ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya.

Untuk kombinasi beban terfaktor lainnya pada pasal berikut :

  1. Pasal 11.2.4 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tanah lateral
  2. Pasal 11.2.5 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tekanan hidraulik
  3. Pasal 11.2.6 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh beban kejut
  4. Pasal 11.2.7  SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh suhu (Delta T), rangkak, susut, settlement.

Faktor reduksi kekuatan

Ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan pada komponen struktur dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan, yang nilainya ditentukan menurut pasal 11.3 SNI 03-2847-2002 sebagai berikut :

  1. Struktur lentur tanpa beban aksial (misalnya : balok), faktor reduksi = 0,8
  2. Beban aksial dan beban aksial lentur
  • aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur : 0,8
  • aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
    1. komponen struktur dengan tulangan spiral atau sengkang ikat : 0,7
    2. Komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa : 0,65

3.  Geser dan torsi : 0,75

4.  Tumpuan pada beton, : 0,65

akhirnya selesai juga, males betul nulis yang begituan tapi aku gak papa untuk kalian semua.ntar malah gak tau dasarnya malah repot. . .wkwkwkwk. Lanjut . . . . .

 

Kekuatan beton bertulang

  1. Jenis kekuatan

Menurut  SNI 03-2847-2002, pada perhitungan struktur beton bertulang, ada beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan suatu penampang sebagai berikut

  1. Kuat nominal (pasal 3.28)
  2. Kuat rencana (pasal 3.30)
  3. Kuat perlu       (pasal 3.29)

Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai.Pada penampang beton bertulang , nilai kuat nominal bergantung pada:

  • dimensi penampang,
  • jumlah dan letak tulangan
  • letak tulangan
  • mutu beton dan baja tulangan

Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada keadaan normal.Kuat nominal ini biasanya ditulis dengan simbol-simbol Mn, Vn, Tn, dan Pn dengan subscript n menunjukkan bahwa nilai-nilai

M = Momen

V = Gaya geser

T = Torsi (momen puntir)

P = Gaya aksial (diperoleh dari beban nominal suatu struktur atau komponen struktur)

Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal Rn dan faktor reduksi kekuatan.Kuat rencana ini juga dapat ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan Pr( keterangan sama seperti diatas kecuali P = diperoleh dari beban rencana yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen struktur.

Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam kombinasi beban U.Kuat perlu juga bisa ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu.

Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam (berada di dalam struktur), sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka agar perencanaan struktur dapat dijamin keamanannya harus dipenuhi syarat berikut :

Kuat rencanaRr harus > kuat perlu Ru

Prinsip hitungan beton bertulang

Hitungan struktur beton bertulang pada dasarnya meliputi 2 buah hitungan, yaitu hitungan yang berkaitan dengan gaya luar dan hitungan yang berkaitan dengan gaya dalam.

Pada hitungan dari gaya luar, maka harus disertai dengan faktor keamanan yang disebut faktor beban sehingga diperoleh kuat perlu Ru.Sedangkan pada hitungan dari gaya dalam, maka disertai dengan faktor aman yang disebut faktor reduksi kekuatan sehingga diperoleh kuat rencana Rr = Rn * faktor reduksi, selanjutnya agar struktur dapat memikul beban dari luar yang bekerja pada struktur tersebut, maka harus dipenuhi syarat bahwa kuat rencana Rr minimal harus sama dengan kuat perlu Ru.

Prinsip hitungan struktur beton bertulang yang menyangkut gaya luar dan gaya dalam tersebut secara jelas dapat dilukiskan dalam bentuk skematis, seperti gambar berikut :

Sambungan keling


Sambungan keling adalah dipakai untuk mengikatkan bagian satu dengan yang lain menggunakan paku keling. Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya. Oleh karena itu pengelingan banyak dipakai pada bangunan-bangunan bergerak atau bergetar.

Kelemahan

Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk jenis-jenis yang besar.

Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll

Keuntungan

Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.

Jenis kerusakan

  1. Tearing of the plate at ende : robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika margin (m) KURANG DARI 1.5 d, dengan d ialah diameter paku keling.
  2. Tearing of the plate a cross a row of rivets : robek pada garis sumbu lubang paku keling dan bersilangan dengan garis gaya.
  3. Shearing of the rivets : kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.

Tips pemasangan

  • Lap joint : pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan yang lainnya.
  • Butt joint : digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat penahan ikut dikeling dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan double strap butt joint.

Bagian utama paku keling adalah :
1. kepala
2. badan
3. ekor
4. kepala lepas

Bahan paku keling
yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.

Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.

Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.

Cara Pemasangan


ket :

  1. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling.
  2. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
  3. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
  4. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
  5. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
  6. Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.
Daftar pustaka :
Konstruksi sambungan tegar, Ir. Suharto

Pengukuran debit aliran


Deskripsi Singkat

Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberday aair permukaan yang ada.

Relevansi

Bagian ini memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang berbagai metode dan teknik pengukuran debit aliran dengan berbagai peralatan yang diperlukan. Pemahaman mahasiswa terhadap metode pengukuran debit aliran bisa dijadikan bekal untuk melakukan pengukuran-pengukuran potensi air permukaan yang dapat bermanfaat dalam pengelolaan sumberdaya air.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kuliah pada bagian ini mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami berbagai metode pengukuran debit aliran. Harapannya dengan mengetahui metode pengukuran debit, mahasiswa dapat menganalisa dan mendesain pengelolaan sumberdaya air suatu kawasan yang memiliki tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk penyediaan sumberdaya air kawasan.

Pengukuran Kecepatan Arus Sungai
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada dasar alur.
distribusi-kec-aliran.jpg

Distribusi Kecepatan Aliran
A : teoritis

B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan

C : gangguan permukaan (sampah)

D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar

E : aliran lambat, dasar saluran halus

F : dasar saluran kasar/berbatu

Ada beberapa metode pengukuran debit aliran sungai yaitu :

  • Area-velocity method
  • Tracer method
  • Slope area method
  • Weir dan flume
  • Volumetric methodArea

Velocity Method

Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode current-meter dan metode apung.
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus). Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling (proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal, maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai dapat diukur dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan. Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat ketelitian yang akan dicapai.

Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)

Jenis-jenis pelampung dapat dilihat pada Gambar 30.
Prinsip :

  • kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U)
  • luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D)
  • debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta

Q = A x k x U
Q = debit (m3/det)

U = kecepatan pelampung (m/det)

A = luas penampang basah sungai (m2)

k = koefisien pelampung

jenis2pelampung.jpg

Pengukuran Debit dengan Current-meter
Prinsip :

  • kecepatan diukur dengan current meter
  • luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.

Pengukuran :

Ada 4 cara pengukuran kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel berikut :

Cara Pengukuran Kecepatan Aliran

Keterangan :

tabel.jpg

Vs di ukur 0,3 m dari permukaan air

Vb di ukur 0,3 m di atas dasar sungai

Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling per waktu putarannya (N = putaran/dt). Kecepatan aliran V = aN + b dimana a dan b adalah nilai kalibrasi alat current meter. Hitung jumlah putaran dan waktu putaran baling-baling (dengan stopwatch).

Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu

Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.

Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu
Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.

menghitung-luas-seksi-dengan-mean-section.jpg

menghitung-luas-seksi-dengan-mid-section.jpg

sumber dari : http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=110

Perhitungan pelat lantai sederhana (part 2)


Assalamualikum, mari kita lanjutkan perhitungan  plat lantai lanjutan dari part 1, karena kemarin terhalang oleh seminar ATWP di d3 ftsp ITS Surabaya.Tapi perhitungan ini ada kaitannya dengan yang part 1 dengan adanya beban total, dll. Mari …

  1. Pelat Tipe A

Pelat tipe A ini adalah pelat lantai yang terjepit pada ke-empat sisinya, dengan sisi panjang nya (ly) = 4 meter, dan panjang sisi lebar nya (lx) = 2,5 meter, sehingga ly/lx = 1,6

Nilai ly/lx ini dicari untuk mendapatkan momen yang sesuai dengan tabel 13.32. PBI 1971

Menghitung Pembesian Pelat

Untuk menghitung pembesian pelat tipe A, perlu dihitung momen-momen pada pelat tersebut.Dalam menghitung momen pelat, jarak terhadap gaya atau beban yang ada dihitung langsung ke arah x dan arah y.Dengan demikian, penghitungan momen pada pelat lantai digunakan tabel 13.32.2 dari PBI 1971. Dengan ly/lx = 1,6 maka diperoleh

  • Momen ke arah x ( Mlx)         = – Mtx            = 0,058 * q * lx2

= 0,058 * 0,498 * 2,52

= 0,181 tm

  • Momen kea rah y (Myx)         = -Mty            = 0,036 * q * lx2

= 0,036 * 0,498 * 2,52

= 0,112 tm

Keterangan :

  • Arah x = perhitungan ke arah lebar pelat
  • Arah y = perhitungan ke arah panjang pelat
  • Mlx       = momen lapangan ke arah x
  • Mtx       = momen tumpuan ke arah x
  • Mly       = momen lapangan ke arah y
  • Mty      = momen tumpuan ke arah y

Dari pembebanan pelat lantai atap yang sudah dihitung momennya tersebut, dapat dihitung besi yang akan digunakan untuk pelat tersebut. Pembesian pelat ini dihitung per meter panjang (m1).Sementara momen ke arah x (Mlx) = 0,181 kgm.Namun, sebelum menghitung pembesian tersebut perhatikan gambar denah pembesian pelat atap.

Tebal pelat bersih (h) diperoleh dengan rumus berikut :

h= ht – d

= 10 – 1/10 ht

= 10 – 8  = 8 cm

Denah pembesian pelat

Selanjutnya dihitung dahulu perbandingan antara tegangan baja tarik dan n kali tegangan tekan beton di serat yang paling tertekan pada keadaan seimbang.Tujuannya untuk pembesian dengan ketentuan

Untuk mendapatkan pembesian pelat ruang dapur tersebut digunakan perhitungan lentur dengan cara “n” sebagai berikut :

Berdasarkan PBI 1971 disebutkan bahwa tulangan minimum pelat ialah :

A min = 0,25 * b * ht

= 0,25 * 100 * 10

= 2,5 cm2

Bila menggunakan tulangan 8 mm atau 0,8 cm, maka luas penampang tulangan adalah :

A = 0,25 * pi * d2

= 0,25 * 3,14 * 0,82

= 0,502 cm2

Catatan : Menurut ketentuan, untuk rumah tinggal digunakan tulangan 8 mm, sedangkan ruko 10 mm dan untuk gedung bertingkat banyak seperti perkantoran dan pertokoan 10 – 12 mm ( tergantung luas pelat dan besar kecilnya beban-beban yang bekerja pada pelat tersebut )

Banyaknya tulangan

From : buku menghitung konstruksi beton , griya kreasi

Grouting


Pengertian grouting

yang dimaksud dengan grouting disini adalah merupakan pekerjaan masukan bahan yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan, sehingga bahan tersebut akan mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang, kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada.

Tujuan dilakukan grouting

  1. Untuk memperkuat formasi dari lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan tanah tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban bangunan yang direncanakan.Seperti sudah dijelaskan di atas tanah selalu mempunyai lubang-lubang,retak-retak,celah-celah.Rongga ini harus diisi dengan bahan pengisi yang kuat, sehingga lapisan tanah dibawah rencana bangunan akan menjadi bagian dari pondasi yang kuat.
  2. Untuk menahan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air tidak mengalir melalui bawah bangunan dam.Air yang mengalir di bawah bangunan dam secara bertahun-tahun akan membawa partikel tanah, yang akan mengakibatkan terjadinya rongga-rongga di bawah bangunan, dan hal ini dapat membahayakan kestabilan dam tersebut.grouting pada dam ini biasa disebut Tirai sementasi ( kata dosenku, Pak Soedarsono ) yah, guna tirao sementasi ini untuk menghambat laju air, sehingga aliran air semakin panjang, karena aliran semakin panjang maka air akan mengalami kehilangan energi.
  3. Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk ke dalam suatu kegiatan bangunan yang sedang berjalan.Bangunan di bawah permukaan tanah apabila lokasi nya dibawah permukaan air tanah, akan selalu terganggu oleh adanya air tanah yang masuk dari dinding galian.Namun biasanya masih dapat diatasi dengan pompa

Pelaksanaan Grouting

Biasanya untuk mendapatkan data dan contoh dari lapisan di bawah tanah dengan menggunakan core drill, yang dilakukan di tempat bagian dalam tanah yang direncanakan untuk menerima beban dari bangunan.Ada 2 macam core drill, untuk diameter yang kecil, dan ada yang untuk diameter yang besar disebut shot drill.Diameter besar dapat sampai lebih dari 75 cm, sehingga diharapkan masih dapat masuk, dan melihat formasi dari lapisan tanah, selain juga mendapatkan tanah dari hasil core drill tersebut.Cara untuk mendapatkan tanah ini untuk dilaksanakan pada beberapa tempat dengan jumlah tertentu yang ditentukan oleh ahlinya/foundation engineer.Untuk perkiraan sementara secara kasar, dapat juga diperkirakan dengan cara memasukkan air dengan tekanan ke dalam lubang bor tanah, dengan melalui pipa diameter 2″ dengan panjang sesuai kebutuhan, yang tertutup rapat dengan lubang tanahnya, biasanya dengan seal dari karet.Dengan memasukkan air tersebut, jika laju aliran air berkurang secara cepat dan terjadi penambahan tekanan airnya ( dilihat pada pressure gauge), ini dapat diartikan retakan-retakan tanahnya sedikit dan dapat diperbaiki dengan cement grout.Tetapi jika terjadi sebaliknya dimana laju aliran airnya besar, dengan hanya sedikit atau tidak ada penambahan tekanan, ini menunjukkan formasi tanah yang poreus, dan retakan-retakan tanah yang besar.Disini perlu grout dengan jumlah bahan yang banyak.

Bahan Grout biasanya

  1. Campuran semen dan air
  2. Campuran semen, abu batu dan air
  3. Campuran semen, clay dan air
  4. Campuran semen,clay, pasir dan air
  5. Asphalt
  6. Campuran clay dan air
  7. Campuran bahan kimia

From : Buku metode kerja bang sipil, amien sajekti

Gambar : google

Seminar ATPW 28 Juli 2010 ITS Surabaya


Sesuai dengan janji saya, Fuuhhh

Alhamdulillah, seminar di ITS tanggal 28 Juli berjalan lancar. Cuman ngantuknya bukan maen.wkwkwkwkwk. Apalagi waktu pak Ir.Ismanto,Msc selaku staf ahli KementrianPU bidang keterpaduan pembangunan dan Pak Suji selaku kabid Bappeda Provinsi Jatim mempresentasikan power pointnya,.wkwkwkwk.(ampun pak)

Gambar persiapan seminar

Oke, langsung saja. Saya ucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya pada

  1. Tuhan YME
  2. Orang tua saya
  3. dan Mas Tatas , dosen d3 ftsp ITS, tanpa mas Tatas saya tidak akan sampai ke ITS menur, mungkin kesasar.hehe. Dan berkat mas Tatas saya dapat mengikuti presentasi pemakalah untuk konsentrasi PSDA. Terima kasih.

Langsung saja

Sambutan pertama oleh Rektor ITS, waw, ,Humoris banget orangnya Cuy, n karismatik ( menurutku). .wkwkwk. Pak Rektor ini gak mau kalah, karena temanya tentang teknik sipil, sedikit perkataan pak rektor mengulas tentang Perkerasan jalan beton, dengan slab beton precast (pratekan). menyebabkan slib pada Wetsnya ( Wets apa ya ???aku g tau .hehe). Lalu juga tiang pancang dengan diameter 1000 mm ( sama dengan 1 meter) ckckck.( kira-kira hammer nya seberapa ya ???wkwkwk). Pak Rektor lalu meresmikan bahwa Seminar ATPW ini telah di buka, karena adanya seminar nasional tentang nuklir bersamaan dengan seminar ini, maka sekian sambutan rektor.Dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan ftsp d3 ITS.

Eiittzzz, sebelum masuk ke pembicara pertama, nih anak-anak d3 ftsp ITS, ternyata praktek membuat paving dan tralis sendiri lhoo. . . neh selengkanya :

Praktek kerja baja ( membuat tralis)

  1. Pengukuran bingkai : maksudnya kita ngukur kira-kira tralisnya mau dipasang horisontal kusen apa vertikal.
  2. Pengukuran pelat baja
  3. Pemotongan pelat baja
  4. Pekerjaan gerenda
  5. Pekerjaan perakitan
  6. Pekerjaan pengelasan
  7. Pekerjaan pemasangan

Pekerjaan membuat Batako & Paving (tanpa semen)

  1. Bahan : Batu pecah 0,5 cm ; Pasir ; Abu batu
  2. Alat : Dolak ; Matras cetakan batako ; Matras cetakan paving
  3. Valet paving/batako
  4. 1 set mesin paving batako

gambar bahan-bahannya dulu ya

nih hasilnya :

Gambar paving tanpa semen

Gambar Detail Tulisan di atas

wetz tunggu dulu, ada juga batako 60% campuran kulit kerang, .wkwkwk .lucu ya, nih tak kasi liat fotonya

Gambar batako 60% kulit kerang

season 1

by

AP.Ir.Dr.Muhd Fadhil Nuruddin

Universitas Teknologi Petronas, Malaysia

Begini cuy, berhubung beliau mempresentasikan with english dan makalahnya juga english too. hoho

, saya ya mudeng gak mudeng gitu. .hehe. Yah, sepenangkapan saya dari pembicaraan dan presentasi beliau .

  1. Bahwa di dunia ini sengguh sangat rentan dengan polusi global, salah satu penyebab polusi global adalah dengan pembakaran dalam pembuatan semen.Kita tahu bahwa beton sekarang digunakan dimana-mana di seluruh dunia untuk pembangunan.
  2. Atas permasalahan di atas pak Muhd ini memberikan suatu bahan pengganti semen yaitu, fly ash (abu terbang), silica fume , Rice Husk Ash ( dari nama rice : nasi ).
  3. Membahas tentang kandungan lumpur lapindo oleh tim teknik sipil Universitas teknologi Petronas , telah mengambil sample dari lumpur tsb. Dan setelah di tes lumpur tersebut mengandung zat kimia semen, yaitu Silisium. Setelah dilakukan pemrosesan beton dengan unsur utama lumpur lapindo pada umur 28 hari lebih kuat daripada lumpurl-lumpur  biasa
  4. Aplikasi Green concrete ( beton hijau ), yang dimaksud disini bukan beton diberi pewarna hijau, tetapi dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Contoh : Atap sebuah gedung adalah padang rumput.
  5. dll

untuk lebih jelasnya dapat download makalah seminar utama di bagian akhir artikel ini !!!

Session 2

M.Sigit Darmawan

Dosen Program Diploma Teknik Sipil ITS Surabaya

Membahas tentang korosi pada beton akibat terkena udara/air laut. Pertama udara/air laut mengenai beton, lalu beton(cover tulangan ) terkelupas, akhirnya mengenai tulangan , tulangan jadi korosi dan kuat beton menurun dan dapat mengalami keruntuhan.

sebab terjadinya korosi pada tulangan beton

  1. Rendahnya kualitas pekerjaan beton, menghasilkan beton yang tidak padat (poreus)
  2. Ketebalan selimut ( cover ) tulangan tidak memenuhi persyaratan teknis.
  3. dll

Session 3

Ir.Wilfred A

Direktur Utama Wijaya Karya

waduh baca ndiri wae lah makalahnya

oke2. . . .

bis Pak Wilfred dilanjutkan oleh Pak Isanto perwakilan dari Kementrian PU karena Sekjen PU nya berhalangan hadir dan Pak Suji perwakilan dari  gubernur jatim karena pak gubernur juga berhalangan hadir.

Nih, isi dari seminar nya

download disini

MAKALAH UTAMA

Lanjutan

setelah seminar utama tersebut selesai dilanjutkan dengan isoma (istirahat,shalat, makan) lalu ada pembagian kelas-kelas nih, untuk para pemakalah mempresentasikan makalahnya.

Pada kelas ini dikelompokkan, misal ruang 1 untuk kelas bangunan struktur, kelas 2 untuk bidang sipil keairan, 3 untuk bidang manajemen konstruksi dan masih banyak lainnya.

Berhubung saya tertarik dengan dengan yang berair ( wkwkwkk) ya saya masuk di ruang 2 untuk sipil keairan.Kalo gak ada mas tatas saya gak jadi masuk kayaknya, karena rata-rata pemakalah udah s2 cuy, wkwkwkwk

Mudeng g mudeng, para pemakalah rata-rata sudah s2 cuy, wkwkwk. belum mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi gak papa, tambah-tambah teman dan pengetahuan. Untung ada mas Tatas dosen d3 ftsp yang berada di sebelah saya, jadi saya tanya aja kalo gak mudeng.wkwkwkwk. Maksih ya mas Tatas.

Udah, ni langsung download aja contoh makalah kemarin untuk semua bidang :

Ups, ternyata makalahnya mau di upload lama banget,

udah yang mau ntar nge e-mail aku aja ya Mbex_funlove@yahoo.com

ntar tak kirim,

see ya

Sipil Indonesia Jaya

Pemecah Gelombang (Break Water)


Gambar. Pemecah gelombang sambung pantai

Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.


Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

Gambar. Pemecah gelombang untuk melindungi kapal dari gelombang

Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan.
Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang (menyebabkan gelombang pecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.

Memasang karang Buatan
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai. Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu karang baru.

Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi.
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :

  1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
  2. Kondisi tanah
  3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :

  1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton untuk 1 m3 beton
  2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk susunan berpori.
  3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.©

from : http://beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak.php?id=305

gambar : google

Jetty


jetty di muara sungai

Jetty adalah sebuah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar gelombang pecah. Dengan jetty panjang pengiriman sedimen
Jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan di muara, dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai berpasir dengan gelombang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir. Karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Pengiriman sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhadap pembentukkan endapan tersebut. Pasir yang melintas di depan muara akan terdorong oleh gelombang masuk ke muara dan kemudian diendapkan. Endapan yang sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. Penutupan tersebut terjadi pada musim kemarau dimana debit sungai kecil sehingga tidak mampu mengerosi endapan. Penutupan muara tersebut dapat menyebabkan terjadinya banjir di daerah sebelah hulu muara. Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang sama dengan arah pengiriman sedimen sepanjang pantai. Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut.
Mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang atau jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada di luar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen ke muara, tetapi biaya kontruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir pemakaian jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang, dimana ujungnya berada antara muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian pengiriman sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada muka air surut. Fungsi utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran ada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal musim psnghujan dimana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.

jetty spiral

from : http://beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak.php?id=305

gambar : google

Konsolidasi


Penambahan beban pada permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah di bawah mengalami kompresi. Kompresi ini disebabkan oleh deformasi partikel tanah, relokasi partikel, dari air atau udara dari pori-pori, dan penyebab lainnya. Beberapa atau semua faktor-faktor ini memiliki hubungan dengan keadaan tanah yang relevan. Jika penekanan dari lapisan tanah tergantung pada waktu itu, yang disebut pengaruh penurunan konsolidasi atau lebih sering disebut sebagai program konsolidasi. Umum teori yang meliputi konsep tekanan pori dan tegangan efektif adalah satu hal yang pada awalnya dikembangkan oleh Terzaghi. Konsolidasi karakteristik tanah adalah koefisien indeks indeks tekanan (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Indeks tekanan tergantung pada seberapa banyak reduksi dan konsolidasi yang akan terjadi. Koefisien konsolidasi terkait dengan berapa lama akan terjadi konsolidasi. Konsolidasi parameter dapat diperoleh (perkiraan) dari uji konsolidasi laboratorium

From : http://putukebarongan.blogspot.com/search/label/Mekanika%20Tanah

Aspal sebagai bahan perkerasan


Aspal

adalah merupakan bahan bitumen yang telah digunakan sejak dulu, hingga saat sekarang aspal dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan perkerasan, atap, pipa dan lain-lain.

Macam-macam aspal antara lain :

  1. Aspal Alam

Aspal ini terdapat di alam antara lain

  • lake asphalt ( danau aspal )
  • rock asphalt di pulau Buton
  • sand asphalt

Yang akan di bahas adalah rock asphalt, yang terdapat di puau Buton. Jenis aspal itu juga sering disebut BUTAS ( Buton Aspal ), terdapat pada batu-batu karang sehingga bercampur dengan kapur (CaCo). Umumnya berupa susunan bahan 35 % bitumen, 60% bahan mineral, dan 5% bahan lainnya.

Proses terjadinya rock asphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyak bumi dan aspal.Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumi menyebabkan terjadinya penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi.Dengan adanya tekanan dari bawah lapisan kulit bumi menyebabkan keluarnya minyak bumi.Apabila tekanan yang tejadi besar, maka minyak bumi akan keluar dengan aspal yang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila tekanan itu lemah maka minyak bumi akan merembes melalui retakan-retakan dan aaspal itu tertinggal. Pada proses perjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang sifatnya p[orous sehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan batuan porous tersebut dan terjadilah rock asphalt.

2 jenis aspal dari pulau Buton berdasarkan kadar bitumennya :

  1. Kadar bitumen aspal > 20 %, = bisa langsung dipakai untuk mengaspal jalan
  2. Kadar bitumen aspal < 20 %

Sifat Butas Aspal

aspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi keadaan plastis. Sampai suhu 30 derajat Celcius. Batu aspal masih bersifat rapuh / getas dan mudah pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada suhu rendah.Suhu diantara 40 – 50 derajat Celcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60 derajat Celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.

Aspal Buatan


Aspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.

Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :

  1. Aspal keras/ panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperatur ruang).
  2. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi, dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutback aspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.
  3. Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan dingin

Aspal Keras / Aspal Cement

Aspal cement pada temperatur ruang (25oC 30oC) berbentuk padat. Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :

  1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.
  2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.
  3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.
  4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.
  5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal Keras / Aspal Cement

Aspal Emulsi

Aspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas  atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.

Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi. Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :

  1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik positif.
  2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan negatif.c.    Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.
  3. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.

Aspal Cair (Curback asphalt)

Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cair dalam temperatur ruang. Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :

1.    RC (Rapid Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bensin atau premium.RC merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.

2.    MC (Medium Curing Cut  Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan pencair yang lebih kental seperti minyak tanah

3.    SC (Slow Curing Cut Back)

4.    Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar. Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yang paling lama  menguap.

Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur 60oC, cutback aspat dapat dibedakan atas :

RC 30 – 60              MC 30 – 60              SC 30 – 60

RC 70 – 40              MC 70 – 140             SC 70 – 140

RC 250 – 500           MC 250 – 500           SC 250 – 500

RC 800 – 1600         MC 800 – 1600          SC 800 – 1600

RC 3000 – 6000        MC 3000 – 6000        SC 3000 – 6000

Dafrtar pustaka

  1. Bukuy rekayasa Jalan raya, Hendra S. & Benidiktus S
  2. http://www.ferryndalle.co.cc/

Pondasi Telford


Jenispondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15 – 25 cm dengan batu pengunci. Batu belah tersebut diatas diatur pada bagian lapisan pasir setebal 10 cm dengan tujuan lapisan pasir dipakai untuk keperluan kemungkinan drainasi. PEngaturan batu belah dilakukan dengan sistem manual dan diusahakan agar rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut sekecil mungkin. Untuk memperkuat berdirinya batu belah tersebut, di sela-sela batu belah dipasang pasak-pasak batu kemudian digilas. Batu-batuan yang kecil ditebarkan di bagian atasnya untuk mengisi rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut kemudian di lakukan penggilasan lagi.Gambar konstruksi Telford

Pada saat pelaksanaan penggilasan, kadang kala diberi air secukupnya dengan tujuan agar batu-batu kecil dapat masuk ke dalam sela-sela batu belah yang ada. Kekuatan jenis konstruksi telford ditimbulkan oleh gesekan antar batu-batu tersebut, sehingga kekuatan konstruksi ini sangat tergantung pada bidang-bidang kontak antar batu serta permukaan batu harus kasar. Semakin besar bidang kontak dan semakin kasar permukaan batu, maka akan memberi daya dukung yang besar pula. Maka untuk konstruksi Telford dipergunakan batu belah yang memberikan gesekan yang lebih besar.Apabila bidang kontak permukaan batu tersebut kecil atau tidak ada sama sekali maka konstruksi Telford akan rusak.

Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan pondasi Telford antara lain :

  1. Penopang tepi pada pondasi terlepas
  2. Batu yang dipakai ternyata tidak tahan aus
  3. Beban yang diderita terlalu besar, sehingga gesekan yang tersedia untuk melawan beban tersebut tidak mencukupi.

From : Buku Rekayasa Jalan Raya , Hendra Suryadharma & Benidiktus Susanto.

Perhitungan pelat lantai (sederhana) part 1


Pelat lantai atap terbuat dari bahan beton

Tebal = 10 cm

Beban-beban yang bekerja pada pelat beton lantai atap tersebut dihitung setiap meter panjang(m1)

menjadi berat total pelat (q) dengan satuan   t/ m1 .

Berat total pelat merupakan penjumlahan dari

  • Berat sendiri pelat
  • Beban hidup pada pelat
  • Berat sendiri plafond
  • Berat penutup aspal/ubin
  • Adukan

a) Berat sendiri pelat = 0,10 x 1 x 2,4 t/ m1 = 0,240 t/ m1

b)      Beban hidup pada pelat = 0,150 t/ m1 ( diambil beban hidup untuk lantai )

c) Berat sendiri plafond = 0,018 t/ m1

d)     Berat penutup aspal/ubin = ( ketebalan 2 cm ) = 2 x ( 21 + 24 ) = 0,090 t/ m1 ( angka 21 dan 24 diperoleh dari PMI 1971 ).

Jadi, berat total pelat adalah 0,498 t/ m1

MOMEN

Selain beban dari pelat atap juga bekerja momen-momen sehingga perlu dihitung. Momen adalah gaya atau beban yang bekerja pada suatu benda kemudian dikalikan jarak, sehingga satuan untuk momen adalah ton meter ( tm ). Bekerjanya gaya selalu tegak lurus terhadap jarak.

Sebagai missal, di suatu perumahan terdapat portal untuk menyaring agar kendaraan-kendaraan dengan tinggi tertentulah yang hanya dapat melewati portal tersebut, jika kita berjalan di atas portal tersebut, bila sudah sampai ditengah bentang maka portal akan semakin lentur.Kelenturan portal maximum terdapat ditengah-tengah portal diantara 2 tiang,Dalam istilah teknik tengah balok portal itu adalah lapangan . Lenturan inilah yang dinamakan momen lapangan maximum ( Mlap.Max ) dengan satuan ton meter ( tm ). Itulah sebabnya dalam perhitungan konstruksi beton, momen tersebut akan menimbulkan pembesian sebagai penahan lentur. Adanya momen akan berakibat suatu bangunan lama kelamaan runtuh.

Pada saat kita berdiri di atas sautu tiang atau dalam istilah teknik dinamakan tumpuan maka mengalami pembebanan adalah tiang. Bila tiang tersebut dari beton maka tiang hanya menerima daya tekan murni sehingga tidak diperlukan pembesian. Hal ini sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap daya tekan, tetapi lemah terhadap daya tarik. Namun, kenyataannya gaya yang bekerja pada tiang selalu terdapat jarak dari pusat penampang tiang sehingga menimbulkan momen. OLeh karena itu, tiang beton perlu pembesian.

masi ada lanjutannya harap sabar . . . .!!!hehehe

From : buku menghitung konstruksi beton , griya kreasi

Software Mix beton (Flash)


silahkan download disini

http://www.temonstudio.com/samples/mixBeton.zip

Laporan Praktikum TBK


Silahkan download ya coy

disini . . . .click here !!!!

Contoh Soal Aliran melalui Pipa


Tentang Aliran melalui Pipa

SOAL

Air mengalir dari kolam A menuju kolam B melalui pipa sepanjang  150 m dan diameter  15 cm. Perbedaan elevasi muka air kedua kolam adalah 3 m. Koefisien gesekan Darcy – Weisbach f = 0,025.Hitung aliran kehilangan tenaga sekunder diperhitungkan :

PENYELASAIAN

  • Panjang pipa                      =             L = 150 m
  • Diameter pipa                   =             D = 15 cm = 0,15 m
  • Koefisien gerakan            =             f = 0,025
  • Kehilangan tenaga           =             H = 3,0 m

Kehilangan tenaga terjadi pada sambungan antara pipa dan kolam ( titik P dan Q ), dan di sepanjang pipa.

H             =             hep +  hf  + heQ

3              =             0,5 V2/2g+ 0,025 *150/15* V2/2g+ V2/2g

3              =             26,5 *V2/2g                                V = 1,49

Debit aliran

Q = AV

= Pi / 4 * ( 0,15 )2 * 1,49

= 0,0263 m3 /d

= 26,3  liter / detik

SOAL 2

Minyak dipompa melalui pipa sepanjang 4000 m dan diameter  30 cm dari titik A ke titik B.Titik B terbuka ke udara luar. Elevasi titik B adalah 50 m diatas titik A. Debit aliran 40 liter/detik . Rapat relative S = 0,9 dan kekentalan kinematik  2,1 x 10-4 m2/d. Hitung tekanan di titik A.

PENYELESAIAN

Diameter pipa : D = 30 cm = 0,3 m

Panjang pipa :  L = 4000 m

Debit aliran : Q = 40 l/d  = 0,04 m3/d

Kekentalan kinematik : v = 2,1 x 10-4 m2/d

Rapat relative : S = 0,9  à  ᵨ = 900 kg/m3

Elevasi ujung atas pipa (B) terhadap ujung bawah (A) : zA – zB = 50 m

Kecepatan aliran

V = Q/A  = 0,04/ 3,14 : 4 * 0,3 * 0,3  = 0,556 m/d

Angka Reynolds

Re = VD / v = 0,556*0,3 / 2,1 x 10-4 m2/d  = 808,6

Karena angka Reynold, Re < 2000 berarti aliran adalah laminar

Kehilangan tenaga

hf =  32 v*V*L / g*D2 = 32*2,1 x 10-4*0,566*4000  =  17,23 m

Dengan menggunakan persamaan Bernaoulli untuk kedua ujung pipa :

zA + pA/y + VA2 /2g = zB + pB/y + VB2 /2g

Dibuat garis refrensi melalui titik A. Karena tempang sepanjang pipa adalah seragam dan ujung pipa B terbuka ke udara luar, maka kecepatan aliran adalah seragam (VA = VB) dan pB = 0, sehingga :

0 + pA/y = 50 + 0 + 17,23

pA/y = 67,23 m

pA = 67,23 *y = 67,23 *900*9,81 = 593,574  N/m2 = 593,574 k Pa

Soal 3

Hitung kehilangan tenaga karena gesekan di dalam pipa sepanjang 1500 m dan diameter 20 cm, apabila air mengalir dengan kecepatan 2 m/d. Koefisien gesekan f = 0,02.

Penyelesaian

Panjang pipa :  L  =  1500 m

Diameter pipa : D  =  20 cm = 0,2 m

Kecepatan aliran :  V =  2 m/d

Koefisien gesekan : f = 0,02

Kehilangan tenaga dihitung dengan rumus berikut :

Pustaka :

Bambang Triadmojo, Penyelesaian hidraulika 2

Jackhammer


adalah alat yang digunakan untuk mengebor batuan keras untuk kemudian diledakan sepert crawling drill, hanya saja jackhammer ini di operasikan oleh manusia langsung, maka tenaga manusia nya harus kuat untuk melawan tekanan jackhammer.

Loader


Adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan tanah yang sudah dikumpulkan buldozer ke dump truck,

ada 2 jenis loader :

  1. Track loader
  2. Wheel loader

Yang mana blade dari loader ini dapat bergerak vertikal untuk mengangkatnya ke dalam dump truck.

gambar track loader

Gambar Wheel Loader

Dump Truck


Adalah truck yang digunakan untuk menerima muatan dan membuang muatan ( dengan hidrolik) maka box belakang dapat bergerak membuang muatan.

Grader


Adalah alat berat yang digunakan untuk pemotongan tanah dengan tipis atau pemotongan tanah dekat tanah keras (subgrade)  (setelah dilakukan pemotongan tanah dengan dozer ataupun setelah diledakkan) dan pembuatan parit sementara di kanan kiri grader, yang dapat dilakukan dengan menggunakan blade grader yang dapat diputar vertikal dan horisontal sehingga dapat membuat parit sementara sesuai yang diinginkan.

gambar pembuatan parit dengan blade grader

from : buku metode keja bangunan sipil, amien sajekti

gambar : google

Penggalian tanah untuk permukaan subgrade


Yang kita bahas disini adalah pemotongan tanah yang sudah mendekati permukaan subgrade.Ada 2 tahap cara pemotongannya, yaitu kondisi tanah masih 50 cm – 100 cm di atas subgrade (misalnya setelah selesai pemotongan dengan cara diledakan), dan kondisi tanah tinggal beberapa cm diatas subgrade (misalnya setelah dilakukan pemotongan dengan buldozer).Pada tahap pertama maka pemotongan tanah dilakukan dengan buldozer, karena sifat ketelitiannya masih sangat kasar.Buldozer sangat kuat untuk memotong tanah dan sekaligus mendorong menjadi gundukan tanah.Gundukan tanah lalu diangkat ke dump truck dengan excavator atau loader.Buldozer untuk mendorong tanah jika terlalu jauh tidak efisien, tergantung dari tipe dan jenis buldozer.Untuk buldozer buatan jepang misalnya tipe D-85 dapat mendorong sampai sekitar 40 -50 meter selebihnya menjadi tidak efisien lagi.Jadi jarak pemotongan tanah ini untuk jalan (subgrade).jadi digunakan grader.Grader dapat memotong tanah dengan tipis dan bergerak lincah dan cepat, tergantung dari operatornya.Dan grade nya dapat diputar horisontal atau vertikal sehingga dapat memotong tanah menjadi parit.

from : Buku metode kerja bangunan sipil,Amien sajekti

gambar : google

Crawler Drill


Mesin Crawler Drill ini digunakan untuk mengebor batuan di dalam tanah atau batuan pada suatu lereng.Crawler drill dapat membuat lubang antara 1″ sampai 6″.Setelah lubang dibuat dapat bahan peledak dimasukkan dalam lubang tersebut dengan cara dan kedalaman tertentu.

Pada suatu lereng batuan Crawler drill dapat digunakan karena crawler drill dapat membentuk sudut terhadap posisi vertikal.

Ujung untuk mengebor batuan disebut bor / bit, kegiatan pengeboran akan berhasil apabila bit dapat bertahan lama dan tetap tajam, karena apabila bit cepat tumpul maka akan mengakibatkan pertambahan biaya.Untuk itu perlu diperhatikan bit yang cocok untuk jenis batuan yang akan di bor.

from : Buku Metode kerja bangunan sipil ,Amien Sajekti

Gambar : google

Concrete pump


Concrete pump adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan beton dengan dipompa.Biasa dipakai pada gedung bertingkat tinggi dan pada area yang sulit untuk dilakukan pengecoran.

berikut adalah gambar concrete pump asli dan yang dipasang pada truck atau trailler yang di tambahkan dengan boom (tangan robot)

1. pompa standar/ concrete pump standar: jenis pekerjaan peruntukan banguan-bangunan rendah seperti Rumah tinggal, ruko, mall dan lain-lain yang ketinggian bangunannya di bawah 20 meter dan pemakaian pipa beton di bawah 60 meter concrete pump yang digunakan adalah concrete pump yang bar betonnya atau concrete presurenya antara 4 mpa atau 40 bar s/d 7 mpa atau 70 bar.

2. pompa longboom/ concrete pump longboom: jenis pekerjaan peruntukan untuk bangunan-bangunan tinggi seperti Perkantoran ruko lantai 5 s/d 7 lantai, yang ketinggian bangunanya diatas 20 meter, concrete pump yang digunakan adalah concrete pump yang bar betonnya atau concrete presurenya antara 8 mpa atau 80 bar s/d 40 mpa atau 400 bar, peruntukan concrete pump yang digunakan tergantung dari seberapa tinggi bangunan gedung tersebut.

3. pompa kodok/ forteble : jenis pekerjaan untuk bangunan-bangunan seperti proyek Dam/bendungan, subway, pelabuhan, jety, pondasi PLN, pondasi menara telephone dan gang/ jalan sempit yang tidak bisa dilalaui mobil pribadi yang jangkauan horizontalnya / mendatar dari 120 meter samapai 170 meter

4. pompa mini/ kecil / concrete pump mini : concrete pump dari jepang yaitu Truck mini Concrete Pump alat tersebut peruntukannya untuk bangunan-bangunan yang jalannya sempit dan ada portal yang hanya bisa dilalau mobil cold desel alat tersebut cocok untuk retail artinya untuk bangunan rumah tinggal ketinggian 1 s/d 2 lantai tetapi areanya terdapat di gang.

http://www.wikipedia.com

http://www.iklanbaris.com

CARA TES KEPADATAN STANDAR TANAH (COMPACTION TEST )


Compaction tes Tanah ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan memadatkandi dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan mengunakan alat penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm ( 12” )

Pemeriksaan kepadatan standar dalpat dilakukan dengan 4 (empat) cara sebagai berikut :

Cara A : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 4,75 mm (no.4)

Cara B : cetakan diameter 152 mm (6”) beban lewat saringan 4,75 mm (no.4)

Cara C : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 19 mm (3/4”)

Cara D : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 19 mm (3/4”)

PERALATAN UNTUK COMPACTION TEST ADALAH

  • Cetakan diameter 102 mm (4”) kapasitas 0,000943 atau kurang lebih 0,00003 m3 dengan diameter dalam 101,6 mm, tinggi 116,43 kurang lebih 0,1270 mm.
  • Cetakan diameter 152 mm, kapasitas 0,00124 kurang lebih 0,000021 m3, dengan diameter dalam 152,4 kurang lebih 0,660 mm, tinggi 116,43 kurang lebih 0,1270 mm. cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung dibuat dari bahan yang sama, dengan tingi ± 60 mm. yang dipasang kuat tetapi bisa dilepaskan .
  • Catakan cetakan yang sudah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak memnuhi syarat toleransi di atas masih dapat di pergunakan bila toleransi tersebut tidak melampaui lebih dari 50%.
  • Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata diameter 50,8 ± 0,127 mm (2,00” ± 0,005”) berat selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm (12,00” ± 0,06”).

Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 @ 4 buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm (3/8”) dengan poros tegak lurus satu sama lain berjarak 19mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.

  • Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm (12,00” ± 0,06”). Dan dapat membagi bagi tumbukan secara merata di atas permukaan.

Alat penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50,8 ± 0,127 mm (2,00” ± 0,005”)  dan berat 2,495 ±  0,009 kg (5,50 ± 0,02 lb).

  • Alat untuk mengeluarkan contoh.

Timbangna kapasitas 11,5 dengan ketelitian 5 gram.

Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110)

  • Alat perata dari besi strength edge panjang 2,5 cm salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi lain datar (0,01 % dari panjang)
  • Saringan 5mm (2”), 19mm (3/4”), 4,75mm (no.4)
  • Talam, alat pengaduk, dan sendok.

BENDA UJI UNTUK COMPACTION TEST

Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab (damp), keringkan contoh tersebut hingga menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih dari 60. Kemudian gumpalan gumpalan tanah tersebut ditumbuk tetepi butir aslinya tidak pecah.

Tanah yang gembur disaring dengan saringan 4,75 mm (no.4) untuk cara A dan B, serta saringan19 mm (3/4”) untuk cara C dan D.

Jumlah contoh yang sesuai untuk masing masing cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Cara A sebanyak 15 kg

Cara B sebanyak 45 kg

Cara C sebanyak 30 kg

Cara D sebanyak 65 kg

Benda uji dibagi menjadi 6 bagian dan tiap tiap bagian dicampur dengan air yang ditentukan dan diaduk sampai merata.

Pemambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut :

  • Tiga contoh dengan kadar air kira kira di bawah optimum
  • Tiga contoh dengan kadar air kira kira di atas optimum

Perbedaan kadar air dari benda uji masing masing antara 1 s/d 3 %

Masing masing benda uji dimasukkan ke dalam kantong  plastic dan disimpan selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.

CARACOMPACTION TEST PADA TANAH ADALAH

COMPACTION TEST Cara A :

i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.

.

COMPACTION TEST Cara B :
i.            Timbang cetakan 152 mm (6”) dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram (B1) gram.
ii.            Cetakan, leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan tempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh, diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.

iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.

COMPACTION TEST Cara  C :
i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.

iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.

COMPACTION TEST Cara  D :
i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.

iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.

RUMUS PERHITUNGAN COMPACTION TEST

  1. Hitung berat isi tanah dengan mempergunakan rumus berikut :

  1. Berat isi kering tanah  dengan mempergunakan rumus berikut :

http://www.ilmusipil.com/category/mekanika/mekanika-tanah/

Alat pemancang tiang


Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi tidak memungkinkan untuk menahan beban yang besar,, fondasi semacam ini sangat diperlukan. Bentuk dari fondasi yang umum dipakai sebagai penyangga bangunan adalah pondasi tiang. Bahan dasar fondasi tiang yang umumnya dipakai adalah kayu, beton, baja, dan komposit. Jenis-jenis pondasi beton dapat berupa fondasi precast-prestesed dan fondasi cast-in place. Fondasi precast dan fondasi tiang dari baja dan komposit umumnya disebut sebagai fondasi tiang pancang karena fondasi ini dipancangkan pada suatu titik di atas permukaan tempat akan dibangun suatu bangunan. Pemancangan ini menggunakan alat pancang khusus.

A. Alat Tiang Pancang

Ada beberapa jenis alat pemancangan tiang yang digunakan didalam proyek konstruksi. Alat –alat tersebut antara lain :

1. Drop Hammer

Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas tiang. Untuk menghindari menjadi rusak akibat tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber. Biasanya cap dibuat dari kayu.

Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya palu permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali. Keuntungan dari alat ini adalah :

a). investasi yang rendah

b). mudah dalam pengoperasian

c). mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi

Kekurangan dari alat ini adalah :

a). kecepatan pemancangan yang kecil

b). kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar

c). kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada permukaan tanah

d). tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air

2. Diesel Hammer

Alat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan hammer lainnya. Diesel hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker, tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas. Kelebihan diesel :

a). ekonomis dalam pemakaian

b). mudah dalam pemakaian di daerah terpencil

c). berfungsi dengan baik pada daerah dingin

d). mudah dalam perawatan

Kekurangan alat ini adalah :

a). kesulitan dalam menentukan energi per blow

b). sulit dipakai pada tanah lunak

3. Hydraulic Hammer

Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukan cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.

4. Vibratory Pile Driver

Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. Jika material dilokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. Efektifitas penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu amplitude, momen eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar dan berat lain tidak bergeta

B. Penahan dan Pengatur Letak Tiang

1. Fixed Lead

Pengaturan posisi tiang dengan cara ini menggunakan lead yang terdiri dari rangkaian baja dengan tiga sisi berkisi seperti boom pada crane dan sisi yang satu terbuka. Sisi yang terbuka adalah tempat tiang diletakan.

2. Swing Lead

Jika lead tidak disambungkan dengan crane atau pelat pemancang pada bagian bawahnya maka lead jenis dinamakan swing lead.

3. Hydraulic Lead

system yang digunakan pada metode ini adalah dengan menggunakan silinder hidrolis sebagai pengaku. Silinder hidrolis tersebut merupakan penghubung bagian bawah lead dengan pemancang. Dengan system ini pengaturan posisi tiang dapat dilakkan secara lebih akurat dan cepat.

C. Pemilihan Alat Pemancang Tiang

Kriteria-kriteria pemilihan alat pancang antara lain : jenis material, ukuran berat, pancang tiang yang akan dipancangkan, bagaimana kondisi lapangan yang mempengaruhi pengoperasian, hammer yang akan dipilih harus seuai dengan daya dukung tiang dan kedalaman pemancangan dan pilihlah alat yang ekonomis dengan kemampuan alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sumber :

http://masopik.wordpress.com/

Alat Berat untuk Proyek Alat Konstruksi (Edisi Kedua); Penulis: Susy Fatena Roestiyanti

Software Islam


All about islam

Banyak software islami dibeberapa website yang beredar lebih banyak dan lebih lengkap. Semua software-software tersebut sudah saya coba tapi kurang begitu pas rasanya. Alasan pertama antivirus dikomputer saya mendeteknya sebagai Trojan bahkan virus. Kedua, ada beberapa program yang memang harus punya keahlian khusus untuk mempelajarinya. Ketiga, tidak famulier atau aplikasinya lebih susah. Dari beberapa software yang saya coba, akhirnya saya menemukan yang benear-benar bagus dan layak anda coba. Berikut ini beberapa software islami yang saya rekomendasikan untuk anda semua… silakan anda download smuanya free alias gratis…

Dengan Al Qur’an Digital ini, selain anda bisa membaca Al Qur’an, juga ada terjemah dan tafsirnya.Selain itu ada juga kategori per topik misalnya tentang adab/akhlak), serta fasilitas untuk mencari kata-kata tertentu.

Download disini :Al-Qur’an digital versi 2.0

Plug Ins AlQuran for Ms-Word Ver. 1.3

…[Office version (2000, 2002(XP), 2003 version) or greather not cover versi 1997] – Indonesia…

Plug Ins AlQuran for Ms-Word Ver. 1.3

….[Office version (2000, 2002(XP), 2003 version) or greather not cover versi 1997] – Inggris….

Al-Qur’an Database XP 4.0

…..Program Al-Qur’an dan terjemahannya (bahasa Indonesia dan Inggris).

Hanya bisa dibuka dengan Microsoft Access XP/2003/2007 atau versi yang lebih baru….

Anda mau belajar ilmu tajwid? software ii mungkin akan berguna, tetapi yang paling bagus adalah belajar dengan seorang guru. Silakan download Program Tajwid

Software berikut dapat anda gunakan untuk mencari jumlah kata dalam alquran yaitu,

Al-Qur’an v1.1.3 [Pencari Kata Dalam Al-Qur’an]

Ini adalah software hadist yang dibuat oleh Sofyan Efendi dan berisi: Al-Qur’an dan Terjemahannya, Pendahuluan, yakni pembahasan awal mengenai ilmu hadits, Ringkasan Shahih Bukhari, Kumpulan Hadits dari Shahih Muslim, Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi, Kitab Hadits Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, 1100 Hadits Terpilih, Sejarah Singkat Beberapa Ahli Hadits, Artikel-Artikel Tentang Hadits, Dan informasi-informasi menarik lainnya

Hadist Web 3.0 [Kumpulan & Referensi Belajar Hadits]

|

Shollu merupakan program yang digunakan sebagai pengingat waktu sholat. Setiap kali waktu sholat datang program ini akan memberi peringatan dengan menampilkan ‘warning’ di komputer anda. Selain itu jika waktu sholat telah datang anda bisa mendengarkan suara adzan.

Silakan download Shollu 3.08

Jika Anda termasuk pelupa, Anda dapat menginstall software yang dapat mengingatkan kita setiap waktu sholat tiba. Salaat Time adalah freeware waktu sholat yang dapat menjadi menjadi solusi tersebut.. Jika selama ini, kita mengerjakan sholat sesempatnya, dengan freeware tersebut, diharapkan menjadi rangsangan tersendiri untuk mengerjakan sholat tepat waktu. Dan jika kita termasuk orang yang jarang atau tidak pernah membaca basmallah saat mulai aktivitas, freeware ini akan mewakili kita untuk membaca basmallah setiap kali menghidupkan PC atau Laptop kita.

Silakan download Prayer Times

Batching plant


Batching Plant adalah alat berat yang digunakan untuk membuat beton jadi (Ready mix Concrete). Pengadan alat berat ini membutuhkan investasi yang besar, sehingga harus dipertimbangkan secara teliti dan efisien.