Monthly Archives: Februari 2011

Metode Sand Pumping untuk Masalah Abrasi Pantai


Sand Pumping, adalah suatu metode dengan melakukan pengambilan pasir di laut lepas pada kedalaman antara 40 – 50 meter, menggunakan kapal TSHD. Pasir disedot ke dalam lambung kapal berkapasitas kurang lebih 10.000 m3, dalam sekali perjalanan (trip). Pasir tersebut, kemudian dibawa ke lokasi pumping yang sudah siap dengan perpipaan sepanjang 6 km. Dipasang kira-kira 3km di laut dan 3km di pesisir pantai. Setelah itu dihubungkan dengan pipa tersebut, kemudian material pasir disemprotkan pada lokasi pantai yang terkena abrasi. dalam sehari, dapat dilakukan 3 – 4 penyemprotan. Volume pasir untuk keseluruhan proyek diperkirakan sekitar 1 juta m3.

Gambar 1   Snapper east outlet

(sumber : derm.qld.gov.au)

Dalam proses pemasangan pipa hanya terkendala oleh masalah cuaca gelombang laut. Karena semuanya sudah terfabrikasi, jadi tidak ada masalah dengan schedule yang ditetapkan. Untuk kebutuhan material pasir pun tidak masalah. Karena deposit yang tersedia sangat besar. Untuk pantai kuta diperlukan sekitar 896 ribu m3 hanya 1/10 dari deposit pasir yang tersedia disana.

Metode Sand Pumping. Dilakukan untuk mengatasi masalah abrasi yang terjadi, sehingga garis pantai menjadi menjorok ke darat. Juga, mengakibatkan kerusakan bangunan yang berada di pesisir pantai. Ganris pantai yang semakin menjorok ke darat, diperlukan sand fill untuk mengembalikan posisi garis pantai seperti semula. Volume sand fill yang cukup besar memerlukan metode yang tepat untuk mempercepat waktu pelaksanaan. Untuk menghadapi masalah tersebut, dipilih Sand Fill 896 ribu m3 dalam waktu 896 ribu m3 dalam waktu 36 hari dengan metode sand pumping.

Gambar 2  Sand Pumping

(sumber : zigzag.co.za)

 

Proses pelakasanaan pekerjaan di lapangan diawali dengan review terhadap analisis dampak lingkungan yang sangat mutlak dilakukan, karena hal ini merupakan point awal dalam pelaksanaan proyek agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan sosial dikemudian hari.

Langkah berikutnya, adalah perizinan penambangan pasir laut. Dikarenakan daerah pengambilan pasir laut berada 3 mil dari garis pantai, maka proses perizinan tambang untuk galian C jenis pasir laut.

Sebelum pengambilan pasir, terlebih dahulu dilakukan  kegiatan sand investigation untuk mengetahui kualitas pasir, daerah sedimen dan kedalamannya, ketebalan pasir serta kandungan volume pasir. Sand Investigation dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

  • Seismic Survey , yang terdiri dari Tide Observation dan Analysis (untuk mengetahui kondisi ombak dan gelombang di daerah pengambilan pasir)
  • Batymetri of Borrow Area, (untuk mengetahui keadalaman pasir)
  • Sub Bottom Profilling , (untuk mengetahui profil kedalaman laut)
  • Side Scan Sonar, (untuk mengetahui letak pasir dan letak batu karang)
  • Geotecnical Investigation, meliputi Core Sampling (dilakukan dengan metode drop core dan Grab Sample), dalam proyek Bali Beach Conservation untuk mengambil sample pasir dilakukan sejumlah 295 titik) dan sand quality (pengujian kualitas pasir dilakukan di laboraturium berdasarkan hasil core sampling).

Proses berikutnya adalah pemetaan pasir didasarkan dari hasil soil investigation, meliputi core sampling (dilakukan dengan metode drop core dan Grab Sample, dalam proyek Bali Beach Conservation mengambil sample pasir dilakukan sejumlah 295 titik) dan sand quality (pengujian kualitas pasir dilakukan di laboraturium berdasarkan hasil core sampling).

Proses berikutnya adalah pemetaan pasir didasarkan dari hasil sand investigation, dalam pemetaan dicantumkan area pengambilan pasir yang memenuhi spesifikasi, besarnya volume yang bisa diambil dari pemetaan pasir (perhitungan besar volume berdasarkan Terramodel 3D Model) didapat hasil sebagai berikut : Volume Pasir yang terkandung dalam Wilayah borrow area sebesar 3.1 juta m3. Luas Area pengambilan pasir 1,7 juta m2. Volume pasir yang memenuhi syarat sebesar 1,6 juta m3. Volume yang dibutuhklan untuk sanfill 896 ribu m3. Daerah pengambilan dibagi menjadi 2 tempat Blok A dan Blok B (sesuai dengan pertambangan).

Persiapan yang tepat

Proses berikutnya adalah persiapan sand suction dan sand pumping. Pada tahapan pekerjaan ini terdiri dari : pemasangan silt protector yang bertujuan untuk mencegah serta mengurangi kekeruhan air (turbidity) saat pemompaan pasir berlangsung, serta pemasangan Sinker Pipe yang berfungsi sebagai saluran pemompaan dari kapal TSHD ke darat. Sinker Pipe dibagi menjadi tiga jenis :

  1. Floating Pipe (Rubber Pipe) dipasang antara connecting antara kapal dengan pipa.
  2. Welding Pipe sebagai pipa yang ditenggelamkan di dasar laut.
  3. Bolt Joint Pipe dipasang di posisi darat.

Persiapan alat berat dilakukan untuk langsung meratakan pasir dari pemompaan pipa, komposisi alat terdiri dari :

  • Buldozer DZ 15  (4 unit)
  • Excavator PC 200 (5 unit)
  • Wheel Loader W250  (2 unit)

Penjadwalan terhadap kapal TSHD harus sangat tepat, terhadap persiapan di darat baik kesiapan pemasangan Silt Protector, Sinker Pipe, alat berat, dan man power yang bekerja 24 jam penuh, karena pihak kapal akan mengklaim, jika ada kesalahan dari pihak penyewa, dan besarnya klaim sangatlah mahal (78 ribu euro/hari atau 1 milyar/hari).

Sand Suction dan Sand Pumping merupakan tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Proses sand suction menggunakan trailing sebanyak 2 unit yang berada di kanan kiri lambung kapal. Dalam tahapan sand suction, pihak kapal terlebih dahulu memetakan letak borrow area ke dalam navigasinya, tidak boleh melewati batas yang diijinkan. Jika sudah di area penambangan pasir trailing di turunkan, dalam hal ini kapal bergerak sambil menghisap pasir.

Sedangkan sand pumping menggunakan sistem pemompaan dari hooper ke darat melalui saluran Sinker Pipe, Hopper yang terisi pasir dipompakan air sehingga pasir dalam kondisi cair, dalam kondisi ini pasir dipompakan.

Pengukuran volume pasir dilakukan dua kali, yaitu : pertama, perhitungan volume di Hopper TSHD sebagai Claim Volume terhadap pihak kapal. Perhitungan volume di Hopper dilakukan dua kali, yaitu :

  • Pertama, perhitungan volume saat Hooper terisi penuh (Full Load) dan perhitungan volume saat kosong (Rest Load) Volume = Full Load – Rest Load.
  • Kedua, Perhitungan volume profil sebagai claim terhadap kontrak. Perhitungan volume dengan data surveyor.

Pada saat proses pemompaan pasir, waktu kerja selama 24 jam penuh, dengan rata-rata pengisian 4 rate per hari, untuk persiapan tenaga kerja diatur 3 shif dengan waktu kerja 8 jam/hari, berlaku juga untuk operator.

Pengisian pasir Proyek Bali Beach Conservation Package IV dimulai tanggal 4 September 2008 dan berakhir tanggal 10 Oktober 2008 (lama pengisian 36 hari), dengan jumlah pengisian pasir 896 ribu m3 (rata-rata pengisian 6.200 m3/rate) dengan 144 kali pengisian.

Pengamatan terhadap lingkungan dilakukan pada saat sebelum, selama dan setelah pemompaan pasir. Pengamatan dilakukan terhadap kekeruhan (turbidity) akibat pemompaan. Sehubungan dengan lokasi proyek berada di area publik, maka selama pemompaan diberikan ristrick area (area terbatas) untuk keamanan pengunjung pantai atau wisatawan agar tidak melintasi/melewati area proyek.

Proyek ini merupakan proyek yang dilaksanakan untuk kepentingan turis. “Rasanya jarang pemerintah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk proyek semacam ini”. Proyek Bali Beach Conservation menghabiskan dana hampir 340 milyar.

—Selesai—-

Sumber :

Techno Konstruksi Majalah, edisi 19, April 2009

Ir. Pande Ketut Gede Karmawan

 

Biografi Singkat Nabi Muhammad SAW


Muhammad SAW berasal dari kalangan suku Quraisy. Ayahnya bernama Abudllah ibn Abdul Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Apabila ditarik ke atas, silsilah beliau sampai pada N abi Ismail as dan Nabi Ibrahim as.

Muhammad SAW lahir di Mekah Al-Mukarammah pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal, bertepatan dengan 20 April 571 M pada tahun Gajah. Disebut tahun Gajah, karena pada saat lahir beliau lahir, Mekah diserang oleh Abrahah yang bermaksud menghancurkan Ka’bah dengan menggunakan seekor gajah yang besar. Tetapi serangan Abrahah gagal karena pasukan Abrahah itu diserang penyakit mengerikan. Penyerangan Abrahah ke Mekah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Fil.

Muhammad SAW dilahirkan sebagai yatim. Ayahnya Abdullah wafat tiga bulan setelah menikahi ibunya. Nama Muhammad merupakan pemberian kakeknya, Abdul Muthalib. Sebuah nama yang tidak lazim dan populer di kalangan suku Quraisy saat itu. Beliau beberapa hari disusui oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah al-Sa’diyah.

Ketika berusia 5 tahun, beliau dikembalikan kepada Aminah. Akan tetapi, setahun kemudian ibu kandung yang dicintainya ini pun wafat (usia Muhammad 6 tahun). Abdul Muthalib melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai kakek yang bijak ini juga wafat dua tahun kemudian (usia Muhammad 8 tahun). Sejak usia 8 tahun, tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan Muhammad SAW selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah seorang putera Abdul Muthalib yang paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah.

Ketika usia 12 tahun, Muhammad SAW ikut pamannya Abu Thalib untuk berdagang ke Syiria. Ketika Abu Thalib sampai Bushra, ia bertemu dengan pendeta Kristen, Buhaira namanya. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad sebagaimana termaktub dalam kitab suci yang dipercayainya. Ia memperingatkan Abu Thalib agar menjaga keselamatan Muhammad dari orang-orang Yahudi di Syiria yang apabila melihat tanda-tanda itu mungkin akan mencelakainya bahkan membunuhnya. Oleh karena itu, Abu Thalib mempersingkat keberadaannya di Syiria kali ini dan setelah itu tidak pernah lagi berpergian jauh meninggalkan kota Mekah.

Tatkala Muhammad SAW berusia 15 tahun, terjadi peperangan antara suku Quraisy dan kabilah Hawazin. Perang ini disebut dengan perang Fijar yang artinya pendurhakaan. Disebut demikian karena penyebab terjadinya perang ini adalah pelanggaran yang dilakukan oleh kabilah Hawazin terhadap aturan dan adat setempat. Dalam perang ini, Muhammad membantu pamannya memungut anak panah yang dilontarkan musuh dan sesekali melepaskan anak panah ke pihak musuh. Perang ini terjadi selama empat tahun, kendati hanya terjadi beberapa hari saja setiap tahunnya. Perang ini berakhir dengan perdamaian yang melahirkan perserikatan (organisasi) bernama hilf al-fudhul (sumpah utama). Di organisasi ini, Muhammad terpilih menjadi anggotanya dan merupakan anggota termuda.

Selain aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, masa remaja Muhammad SAW dilalui dengan menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah di daerah Jiad. Pada waktu-waktu tertentu, Muhammad dan keluarganya mengunjungi pasar Ukadz, Majanah dan Dzu al-Majaz untuk mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan ahli-ahli syair ternama di Arab, yang disebut penyair Mudlahhabat dan Mu’allaqat.

Pada usia 24 tahun, Muhammad SAW bergabung dengan kelompok dagang Siti Khadijah untuk melakukan perniagaan (perjalanan bisnis) ke Syiria. Ini adalah kunjungan kedua Muhammad ke Syiria. Di sini, Muhammad menunjukkan kepiawaiannya dalam berdagang. Sikap dan tutur kata Muhammad ketika menawarkan barang dagangan menarik minat calon pembeli untuk berbelanja kepadanya, sehingga barang yang ditawarkan itu laku keras dan beliau memperoleh keuntungan besar. Hal inilah yang melahirkan suka cita yang amat dalam pada diri Khadijah kepada Muhammad. Kekaguman Khadijah atas keagungan pribadi Muhammad menimbulkan hasrat untuk menjadikan beliau sebagai pendamping hidupnya.

Menginjak usia 25 tahun, Muhammad mendapat pinangan dari Khadijah untuk menjadi suaminya. Khadijah menyuruh Nafisah pembantunya yang setia untuk menjumpai Muhammad dan menyampaikan isi hatinya. Setelah berpikir serius dan berdiskusi dengan pamannya, akhirnya Muhammad menerima pinangan Khadijah untuk mendampinginya. Pada tahun itulah, Muhammad resmi menjadi suami Khadijah, seorang janda kaya dari kalangan bangsawan Quraisy yang terpandang, ia pernah dua kali menikah tetapi tidak dikaruniai keturunan.

Ketika Muhammad berusia 35 tahun, terjadilah bencana alam (banjir) di kota Mekah. Bencana ini menyebabkan Ka’bah yang ada di Mekah mengalami kerusakan, sehingga Hajar Aswad berpindah dari tempatnya semula. Saat itu terjadi perselisihan di kalangan pemuka quraisy tentang siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar Aswad ke posisinya semula. Bahkan perselisihan ini nyaris mengobarkan perang saudara, karena masing-masing merasa paling berhak untuk menempatkan Hajar Aswad. Untunglah Muhammad berhasil mendamaikan perselisihan tersebut. Muhammad meminta selembar kain. Kain itu dihamparkan lalu batu itu diletakkan di atasnya dengan tangan beliau sendiri. Disuruhnya ketua setiap kabilah memegang ujung kain itu, lalu mengangkatnya bersama-sama dan membawa ke tempat dimana Hajar Aswad itu diletakkan. Kemudian beliau mengambil Hajar Aswad itu diletakkan. Kemudian beliau mengambil Hajar Aswad dari atas kain tersebut dan meletakkannya ke tempat semula. Keputusan ini ternyata memuaskan semua pihak yang bertikai. Dalam peristiwa inilah, Muhammad mendapat julukan Al-Amin (orang yang terpercaya) dari kaumnya, sehingga beliau semakin populer di kalangan penduduk Mekah.

Sebenarnya popularitas Muhammad tidak muncul dengan tiba-tiba. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, beliau dikenal berbudi luhur dan berkepribadian mulia, tidak ada perbuatan tercela yang dapat dituduhkan kepadanya. Beliau tidak pernah menyembah berhala, memakan daging yang disembelih untuk berhala, minum khamar, dan mendatangi tempat perjudian. Beliau dikenal pemalu, tetapi murah hati, mudah bergaul, dan bijaksana. Apabila ada yang mengajak bicara didengarkannya baik-baik dan tidak pernah memalingkan muka dari lawan bicaranya. Lisannya fasih, bicaranya sedikit dan lebih banyak mendengarkan. Waktunya beliau gunakan untuk memikirkan kondisi masyarakat Quraisy dan ciptaan Allah, sehingga ia sering berkhalwat (menyendiri) di Gua Hira untuk merenung dan menemukan jawaban apa yang harus ia lakukan.

Sekitar usia 40 tahun pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 SH atau 6 Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhlwat di Gua Hira, Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu lima ayat surat Al-alaq. Dengan turunnya wahyu tersebut, Muhammad resmi menjadi utusan Allah (Rasulullah) yang bertugas menyampaikan risalah Allah, bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan bahwasannya Muhammad itu utusan Allah.

Muhammad SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dakwah dalam periode Mekah ditempuh beliau melalui 3 tahap : Pertama, tahap dakwah secara diam-diam, sesuai perintah Allah dalam surat al-Muddatstsir ayat satu sampai tujuh. Dalam tahap ini, Muhammad mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabat dekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah hanya kepada Allah semata. Kedua, tahap dakwah semi terbuka, sesuai perintah Allah dalam surat al-Syu’ra ayat 214. Dalam tahap ini Muhammad menyeru keluarganya dalam lingkup yang lebih luas. Yang menjadi sasaran utama dakwah ini adalah Bani Hasyim. Ketiga, tahap dakwah secara terbuka, sesuai perintah Allah dalm surat al-Hijr ayat 15. Dalam tahap ini Muhammad  meluaskan jangkauan ajakannya tidak hanya kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, tetapi juga kepada seluruh penduduk Mekah dan orang-orang yang datang ke Mekah. Pada fase inilah Muhammad mendapatkan tantangan dan reaksi yang keras dari kalangan Quraisy. Mereka tidak hanya menolak ajakan Muhammad, tetapi juga memusuhi, memboikot dan menyiksa orang-orang yang mendukung ajaran Muhammad. Bahkan mereka mengancam akan membunuh Muhammad jika ia terus menyebarkan dakwahnya. Intimidasi kafir Quraisy ini berlangsung hingga puluhan tahun. Ketika menghadapi intimidasi suku Quraisy inilah, Muhammad menunjukkan kesabarannya yang luar biasa.

Kira-kira usia 50 tahun, Muhammad ditinggal wafat oleh dua orang yang sangat dicintainya dan selalu mendukung dakwahnya serta melindunginya dari ancaman kafir Quraisy, yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Tahun ini dikenal dengan ‘am al-huzn, yakni tahun duka cita dan kesedihan. Dengan meninggalnya dua orang pembela yang setia itu, orang-orang Quraisy semakin berani melakukan penghinaan bahkan penganiayaan. Kemudian, Muhammad mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan dakwah kepada pemuka kabilah di sana. Namun penduduk Thaif ternyata menolak dakwah Muhammad, bahkan mengusirnya dengan melempari batu sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Di peristiwa itu, kesabaran Muhammad juga diuji.

Pada usia 51 tahun, tepatnya tanggal 27 Rajab tahun 11 setelah kenabian atau 1 tahun sebelum hijrah, Muhammad mendapatkan perintah Allah untuk melaksanakan Isra’ Mi’raj sebagai upaya memperkuat keimanan beliau dan mengokohkan bathin menghadapi ujian berat karena ditinggal wafat oleh orang yang dicintai dan penyiksaan orang-orang Quraisy. Di situlah Muhammad menerima syari’at kewajiban shalat fardhu lima kali sehari semalam, yang harus disampaikan pengikutnya dan penduduk Quraisy, peristiwa itu justru menjadi bahan untuk mengolok-olokan beliau bahkan menuduhnya sebagai manusia tidak waras. Tak lama setelah peristiwa itu, kekerasan terhadap kaum muslimin semakin meningkat, bahkan kafir Quraisy sepakat akan membunuh Muhammad. Menghadapi kenyataan ini, Muhammad SAW menganjurkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yastrib atau Madinah.

Sekitar usia 52 tahun, tepatnya bulan September 622 M, Muhammad berangkat hijrah ke Yastrib untuk menghindari penyiksaan kafir Quraisy. Di Yastrib kedatangan Muhammad ternyata mendapat sambutan luar biasa dari seluruh penduduknya. Sejak kedatangan Muhammad, Yastrib berubah namanya Madinah al-Rasul (kota Rasul) atau al-Madinah al-Munawwarah (kota yang mendapatkan cahaya).

Di Madinah inilah, Muhammad lebih leluasa menjalankan aktivitas dakwahnya. Beliau melakukan pembinaan intensif terhadap masyarakat muslim Madinah yang baru terbentuk. Beliau meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan berupa menyusun sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunah. Beberapa asas kemasyarakatan yang telah diletakkan oleh Muhammad SAW, antara lain : persaudaraan (al-ikha), persamaan (al-musawah), toleransi (al-tasamuh), musyawarah (al-tasyawur), tolong-menolong (al-ta’awun), dan keadilan (al-adalah). Dari Madinah pula Muhammad berhasil melakukan ekspansi dakwahnya sampai ke negara-negara di luar Jazirah Arab seperti Persia, Romawi, Yaman, Habsyi, Mesir dan sebagainya.

Tatkala usia 60 tahun, tepatnya 20 Ramadhan tahun 8 Hijriah, setelah kafir Quraisy yang ada di Mekah melanggar perjanjian Hudaibiyah. Muhammad SAW memimpin 10.000 pasukan berangkat menuju Mekah. Melihat pasukan Muhammad yang begitu besar, pemuka-pemuka Quraisy gentar, ketakutan dan berbondong-bondong masuk Islam, di antara mereka adalah Abbas ibn Abdul Muthalib dan Abu Sufyan. Akhirnya, Muhammad dengan mudah menaklukkan kota Mekah. Peristiwa itu terkenal dengan Futuh Mekah (pembebasan kota Mekah).

Pada usia 62 tahun, tepatnya 25 Dzul Qaidah 10 H, setelah Islam mencapai kemenangan hampir di seluruh Jazirah Arab, Muhammad kembali mendatangi kota Mekah bersama sekitar 100.000 pengikutnya untuk menunaikan ibadah haji. Tepat tengah hari Padang Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang ternyata menyampaikan pidatonya yang terakhir di hadapan khalayak yang berjumlah amat banyak, sehingga pidato ini pun dikenal dengan khutbah al-wada’ (pidato perpisahan).

Tepat usia 63 tahun, pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M, kira-kira tiga bulan sesudah menunaikan ibadah haji yang penghabisan itu, Muhammad menderita demam beberapa hari, sehingga beliau menghembuskan nafas terakhir, menghadap kehadirat Allah SWT. Muhammad SAW wafat dengan tenang di tengah-tengah pendukungnya yang setia dan sangat mencintainya. Pemimpin terbesar dunia sepanjang sejarah itu telah menyelesaikan tugasnya dan kembali kepada Tuhannya.

Pustaka : Amirulloh Syarbini & Jumari Haryadi, Dahsyatnya SABAR, SYUKUR, IKHLAS MUHAMMAD SAW ,

Pengecoran Beton untuk Perkerasan Jalan (Rigid Pavement)


Saat sekarang pengecoran beton untuk perkerasan jalan sudah lebih mudah dilaksanakan dengan adanya peralatan modern (mesin penghampar beton) . Sewaktu pengecoran didepan mesin penghampar beton tampak beberapa mesin vibrator beton (concrete vibrator). Pekerjaan perapian yang terdpat dibelakang mesin.Atau perapian dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.

Gambar 1   Mesin penghampar beton (tampak belakang)

(sumber : http://www.dot.state.oh.us)

Gambar 1   Mesin penghampar beton (tampak depan)

(sumber : http://www.dot.state.oh.us)

Bahan Tambah untuk Adukan Beton

Bahan tambah secara umum untuk adukan beton ini mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :

  • Mempercepat pengerasan, atau memperpendek waktu pengikatan semen/ setting time , biasa disebut accelerators.
  • Memperlambat/menunda pengerasan, atau memperpanjang waktu pengikatan semen, biasa disebut retarders.
  • Mempermudah waktu pengerjaan beton, biasa disebut workability agents.
  • Memberi efek warna atau pigments.

Accelerators. Pada kasus tertentu, memerlukan percepatan pengerasan, atau memperbesar kecepatan hidrasi dari adukan beton. Akibatnya adalah memperpendek setting time, pengerasan beton lebih awal, dan menghasilkan panas yang melebihi normal. Dengan panas yang berlebihan yang dihasilkan campuran adukan beton dengan bahan accelerators ini, di negara kita dengan iklim yang panas akan mempunyai akibat kurang bai, selain juga dengan bahan tambahan ini akan memperbesar penyusutan kering dari beton. Semen dengan kadar alumina tinggi mempunyai sifat sangat mempercepat pengerasan sampai kurang dari 6 jam. Dengan sifat seperti ini sangat baik untuk semen grout pada lubang-lubang baut, dan menutup rembesan air.

Retarders. Hal sebaliknya pada kasus tertentu dari kegiatan proyek memerlukan pengerasan beton yang dilambatkan. Sebagai contoh hal ini cocok untuk pengecoran beton pada daerah dengan iklim yang sangat panas, pembuatan diaphragm wall di dalam tanah, pengecoran beton secara massal , dan untuk menghilangkan semen pada permukaan beton sehingga hanya bagian agregat kasar yang menonjol.

Workability agents. Adukan beton perlu dibuat workable/ mudah dikerjakan, hal ini bisa dicapai jika adukan beton tersebut encer, atau dengan slump yang tinggi. Yang dimaksud mudah dikerjakan di sini adalah mulai dari pengadukan/pencampuran, pengangkutan, pemadatan, dan penyelesaian perapian. Kita tahu bahwa menambah air akan mengurangi mutu beton. Tetapi dengan kemajuan teknologi sekarang sudah ada bahan tambah untuk adukan beton sehingga adukan menjadi encer, tetapi tidak mempengaruhi mutu kuat tekan beton. Perbaikan workability ini ada 2 aspek yang berbeda.

  1. Agar adukan beton menjadi encer sehingga mudah pemadatan dan pengangkutannya.
  2. Perbaikan agar adukan beton bersifat menjadi lebih cohesive.

Beberapa produk untuk menjadikan adukan beton mempunyai slump yang besar telah banyak menunjukkan tidak mempengaruhi kuat tekannya.

Sumber : Amien Sajekti, Metode kerja bangunan sipil

Beton Geopolimer


Geopolimer merupakan material ramah lingkungan yang biasa dikembangkan sebagai alternatif pengganti beton semen di masa mendatang.

Sebagai terobosan baru, kini berhasil ditemukan jenis material beton baru “Geopolimer” yang konon lebih ramah lingkungan. Karena, material ini tersusun dari sintesa bahan-bahan alam non organik melalui proses polimerisasi.

Bahan dasar utama pembuatan beton geopolimer, adalah bahan yang banyak mengandung silikon dan alumunium. Unsur-unsur ini, diantaranya banyak terdapat pada material buangan hasil sampingan industri, seperti abu terbang (fly ash) sisa pembakaran batu bara.


Selama ini, karena ukuran partikelnya yang kecil dan mudah berterbangan di udara, abu terbang lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan timbunan. Kalau penimbunannya dilakukan sembarangan, akan berpotensi mengancam kelestarian lingkungan. Karena, partikel partikel logam berat yang dikandungnya dengan mudah larut mencemari sumber-sumber air.

Untuk melarutkan unsur-unsur silikon dan alumunium, serta memungkinkan terjadinya reaksi kimiawi, digunakan larutan bersifat alkalis. Material geopolimer ini jika digabungkan dengan agregat batuan, akan menghasilkan beton geopolimer tanpa perlu semen lagi.

Geopolimer lebih ramah lingkungan, karena selain dapat menggunakan bahan pembuangan industri, proses pembuatannya juga tidak perlu energi, seperti pada proses pembuatan semen hingga suhu 800° C. Cukup dengan pemanasan 60° C selama sehari penuh, maka bisa dihasilkan beton berkualitas tinggi.

Dari hasil riset yang telah dilakukan selama ini menunjukkan, bahwa beton geopolimer memiliki sifat-sifat teknis, seperti kekuatan dan keawetan yang tinggi. Sebuah perusahaan beton pracetak di Australia, bahkan sudah mulai memproduksi prototipe beton geopolimer pra-cetak dalam bentuk bantalan rel kereta, pipa beton untuk saluran pembuangan air kotor dan lainnya.


Sumber : techno konstruksi majalah

Special Blended Cement


Gambar  Blended Cements Silo’s

(sumber : independentcement.com.au)

Merupakan hasil pengembangan produk semen PPC yang dikembangkan khusus dengan kandungan silica amorf yang dapat mengeliminir calsium hydroksida (Ca(OH)2), dan cocok untuk aplikasi proyek-proyek bangunan yang memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.

Struktur beton bertulang di lingkungan yang ekstrim, seperti di daerah laut, umumnya memiliki kecenderungan terjadinya korosi yang sangat tinggi. Karena, lingkungan tersebut cukup sensitif terhadap pengaruh garam dan sulfat. Selain menyebabkan struktur beton cepat rusak, akibat penetrasi air laut ke dalam beton, juga menyebabkan terjadinya korosi pada besi tulangan struktur beton.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, selain diperlukan persyaratan struktur yang spesifik dan memiliki ketahanan yang baik, juga perlu pemilihan material yang tepat. Sehingga, struktur beton tidak cepat mengalami kerusakan dan memiliki durabilitas tinggi.

Agar memiliki ketahanan yang baik terhadap pengaruh garam dan sulfat, maka persyaratan struktur beton harus kedap air, tebal selimut beton mencukupi dan harus dipilih material semen yang memiliki ketahanan terhadap garam dan sulfat, serta kedap terhadap air.

Salah satu jenis semen yang cocok untuk aplikasi tersebut, adalah ‘Special Blended Cement’ yang dikembangkan secara khusus oleh Semen Gresik. Jenis semen ini, di dalamnya mengandung bahan silica amorf , yang mampu mengeliminasi efek negatif calsium hydroksida (Ca(OH)2), sehingga lebih tahan terhadap serangan sulfat. Selain itu, reaksi silica amorf dengan calsium hydroksida juga akan membentuk silica gel (calsium silicat hydrat) .Adanya silica amorf ini, juga menyebabkan beton menjadi lebih kedap dan sulit dimasuki natrium clorida, magnesium clorida dan zat-zat yang dapat menimbulkan korosi pada tulangan beton.

Sebelum dikembangkan Special Blended Cement ini, untuk keperluan struktur beton di lingkungan yang sensitif terhadap sulfat, umumnya digunakan semen portland II & V. Jenis semen ini, kandungan trikalsium silikat (C3S) masing-masing dibatasi 8% dan 5%. Namun, karena adanya reaksi hidrasi trikalsium silikat dan dikalsium silikat (C2S) yang menghasilkan calsium hydroksida, maka jenis semen ini masih cukup sensitif terhadap sulfat.

NB : Silica Amorf : adalah unsur Abu Sekam Gabah Padi

sumber : techno konstruksi edisi 14 (juni,2009)

PKM-GT (Daur Ulang Limbah Beton)


PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

PENGGUNAAN DAUR ULANG LIMBAH BETON UNTUK PRESERVASI JALAN KALIGAWE SEMARANG

PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT)

Diusulkan Oleh :

Cantya Sujak            (02.207.2881)      Angkatan 2007

Sangga Pramana Wicaksana      (02.209.3027)       Angkatan 2009

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

SEMARANG

2011

i

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan                    :   PENGGUNAAN DAUR ULANG LIMBAH BETON UNTUK

PRESERVASI JALAN KALIGAWE SEMARANG

2. Bidang Ilmu                        :    (  ) PKM-AI          ( √ ) PKM-GT

3. Pelaksana Kegiatan

  1. Nama Lengkap            :     Sangga Pramana Wicaksana
  2. NIM                             :     02.209.3027
  3. Jurusan                         :     Teknik Sipil
  4. Universitas                   :     Islam Sultan Agung Semarang
  5. Alamat Rumah            :      Jl. Kakap Raya 1A Ungaran
  6. Telp / Hp                      :     085640329683

4. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar           :

b. NIP                                             :

c. Alamat Rumah                            :

d. Telp/HP                                       :

Menyetujui                                                                  Semarang, 6  Februari 2011

Wakil Dekan III Penulis

Ir Rachmat Mudiyono, MT, PhD Sangga Pramana Wicaksana

NIP.                                                                                                     NIM. 02.209.3027

ii

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping,

NIP                                                                                                   NIP         

iii

KATA PENGANTAR

Syukur  Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis  dengan judul  “Penggunaan Daur Ulang Limbah Beton untuk Preservasi Jalan Kaligawe Semarang” ini tanpa halangan yang berarti. Karya tulis ini disusun guna mengikuti program kreativitas mahasiswa dengan spesifikasi di gagasan tertulis. Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ayah dan Ibu serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
  2. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan dukungan sampai terselesainya karya tulis ilmiah ini.
  3. Teman-teman dan dosen di fakultas teknik UNISSULA yang selalu memotivasi dalam pembuatan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya sebagai pembelajaran dan para pembaca pada umumnya untuk aplikasi dalam kehidupan masyarakat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Semarang,  7 Februari 2011

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ………………..                  i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………                   ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..                   iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….                   v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………….                   vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………..                   vii

RINGKASAN……………………………………………………………………………………..                   viii

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..                   1

Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………                   1

Tujuan………………………………………………………………………………………..                   2

Manfaat………………………………………………………………………………………                   2

GAGASAN…………………………………………………………………………………………                   2

Kondisi Ruas Jalan Kaligawe  dan Solusi Yang Pernah Ditawarkan…………             2

Gagasan yang Diajukan………………………………………………………………….                   5

Langkah-Langkah Strategis……………………………………………………………..                   8

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………….                   9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….                   10

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lapisan Perkerasan Jalan Rigid………………………………………………..                  4

Gambar 2. Limbah Beton dalam Volume Besar…………………………………………                  4

Gambar 3. Pemrosesan Limbah Beton dengan Crusher……………………………….                  5

Gambar 4. Cold Recycle Machine……………………………………………………………                  5

Gambar 5. Proses Milling saat Preservasi Jalan………………………………………….                  6

Gambar 6. Penghamparan Material CTB…………………………………………………..                  6

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I.     Standar Proporsi Campuran Beton Rigid Pavement……………………….                  7

vii

PENGGUNAAN DAUR ULANG LIMBAH BETON UNTUK PRESERVASI JALAN KALIGAWE SEMARANG

RINGKASAN

Beton daur ulang merupakan campuran yang diperoleh dari proses ulang material sejenis sebelumnya. Beberapa perbedaan kualitas, sifat-sifat fisik dan kimia agregat daur ulang, menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan. Antara lain : menurunnya kuat tekan, kuat tarik, dan modulus elastisitasnya. Proses pertama dari daur ulang limbah beton ialah beton bekas di masukkan dalam crusher  sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan. Lalu agregat hasil dari limbah beton di campur dalam mesin cold recycler dengan menambahkan semen dan unsur-unsur lain sehingga terbentuklah material CTB (Cement Treated Base). Pada jalan yang akan direhabilitasi bagian atas perkerasan atau (sub course) dikeruk untuk diganti dengan perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang. Material CTB hasil dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan dengan mesin penghampar pada bagian atas perkerasan yang akan direhabilitasi. Perkerasan hasil rehabilitasi  kemudian dipadatkan dengan mesin pemadat.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kondisi ruas jalan kaligawe Semarang pada tahun 2008 yang masih menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement) sering mengalami kerusakan berat. Hal itu disebabkan karena kondisi jalan yang sering terendam air (banjir) dan beban lalu lintas yang berat, mengakibatkan hubungan antara partikel aspal menjadi merenggang saat terendam air dan pada saat itu juga beban berat melintas di atas aspal yang merenggang mengakibatkan hubungan antar partikel aspal menjadi terlepas, sehingga terjadi lubang atau kerusakan lain pada bagian jalan aspal tersebut.

Perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan kaligawe Semarang mulai diterapkan sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini dan penggunaan perkerasan kaku (rigid pavement) ini dinilai sangat memuaskan,  terbukti sampai saat ini tidak terjadi kerusakan berat pada ruas jalan kaligawe akibat rendaman air dan beban lalu lintas yang berat. Sehingga perkerasan kaku (rigid pavement) terbukti cocok diterapkan pada ruas jalan kaligawe Semarang.

1

Kerusakan yang terjadi pada bagian jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) seperti pumping, cracking dan kerusakan lainnya dapat terjadi kapan saja dan dimana saja pada  ruas jalan

kaligawe ini. Sehingga diperlukan preservasi jalan yaitu metode perbaikan pada kondisi jalan perkerasan kaku (rigid pavement) yang mengalami kerusakan.

Penggunaan daur ulang limbah beton (Cold Recycling Concrete) akan sangat memberikan manfaat besar bagi preservasi jalan di ruas jalan kaligawe Semarang, karena dengan teknologi daur ulang yang memaksimalkan penggunaan material bekas yang telah terpasang, akan meminimalkan kebutuhan batu pecah (fresh aggregate ) sebagai kebutuhan pekerjaan jalan secara keseluruhan, dan tentunya akan bermuara kepada pengurangan exploitasi sumber daya alam batuan baik di gunung maupun di sungai.

Namun tidak serta merta setiap kerusakan jalan langsung dapat diatasi dengan recycling, tergantung penyebab kerusakan jalan itu sendiri yang harus ditemukan terlebih dahulu. Apabila induk persoalan berada di sub grade, maka perkuatan/stabilisasi sub grade mutlak harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan recycling pada lapis struktur sub base/base–nya. Sehingga investigasi awal sebelum pelaksanaan recycling mutlak diperlukan”. (Sudarno,2010)

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari pembahasan ini untuk mengetahui sejauh mana kekuatan beton hasil daur ulang dibandingkan dengan beton normal.  Adapun sasarannya antara lain :

a)      Penggunaan beton hasil daur ulang untuk preservasi  jalan kaligawe Semarang

b)      Menggunakan material limbah beton bekas yang tidak bernilai menjadi material beton yang berkualitas untuk preservasi jalan rigid pavement

Manfaat

  1. Dapat  digunakan sebagai alternatif beton berkualitas untuk preservasi dan rehabilitasi di jalan raya kaligawe Semarang yang menggunakan struktur perkerasan kaku (rigid pavement).
  2. Dapat menghemat anggaran, dengan mengurangi penggunaan material batu pecah sebagai pengganti agregatnya dengan menggunakan hasil daur ulang limbah beton.
  3. Menguragi eksploitasi batu pecah di gunung dan di sungai

2

SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN SEBELUMNYA

Umumnya, untuk menangani kerusakan surface-course pada jalan beton  digunakan beton normal secara ready-mix untuk preservasi jalan yang rusak tersebut. Dengan proporsi campuran beton sebagai berikut :

Tabel I.   Standar Proporsi Campuran Beton Rigid Pavement

(Sumber : Suryawan Ari, 2006)

Dengan menggunakan beton normal maka semen, batu pecah dan pasir, volume yang dipesan sesuai pada umumnya, tanpa adanya penghematan dana.

GAGASAN YANG DIAJUKAN

Kondisi ruas jalan kaligawe yang saat ini menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement) sampai saat ini belum terjadi kerusakan yang berat. Untuk mengantisipasi adanya kerusakan pada bagian surface course  agar tidak sampai merusak bagian base course nya harus dilakukan penanganan yang cepat pada saat surface course telah mengalami kerusakan.

3

Berdasarkan hasil penelitian sifat-sifat yang dimiliki oleh beton daur ulang dengan agregat bekas pakai dapat dipergunakan untuk beton struktural dengan kekuatan relatif sama dengan beton normal, dimana kuat tekan yang dimiliki dapat mencapai 380 kg/cm2 atau sekitar 98% dibanding dengan beton normal, pada faktor air semen 0,4  dapat mencapai 350 kg/cm2, atau sekitar 92% dibanding beton normal pada faktor air semen 0,5. (Techno Konstruksi, 2010)

Gambar 1  Lapisann Perkerasan Jalan Rigid

(sumber : pavement design guide)

Limbah-limbah beton dalam volume besar hasil bongkaran rumah tua dan lain-lain diproses dengan crusher hingga menjadi agregat yang diinginkan.

Gambar 2     Limbah Beton dalam Volume Besar

(sumber : http://www.tlcsupply.com)

4

Gambar 3    Pemrosesan limbah beton dengan crusher

(sumber : www.wirtgen.de)

Selanjutnya, agregat hasil daur ulang limbah beton ini, masuk dalam proses cold mixing pada mesin cold recycler untuk diproduksi menjadi bahan CTB (Cement Treated Base). Dengan pengaturan sesuai spesifikasi yang diperlukan, hasil dari proses pencampuran dingin ini akan menghasilkan material CTB yang digunakan untuk surface course pada perkerasan jalan.

Gambar 4   Cold Recycler Machine

(sumber : www.wirtgen.de)

Kemudian jalan yang mengalami kerusakan di bagian surface-course dikeruk (milling) dengan mesin milling sesuai ketebalan kerusakan yang terjadi.

5

 

Gambar 4  Proses Milling Preservasi Jalan

(sumber : www.wirtgen.de)

Setelah permukaan jalan selesai di milling, selanjutnya material CTB hasil mixing dari cold recycler diangkut ke lapangan untuk digunakan sebagai surface course perkerasan jalan tersebut. Kemudian, material CTB tersebut digelar dengan bantuan mesin penghampar dan dipadatkan dengan mesin pemadat.

Gambar 5   Penghamparan material CTB

(sumber : www.wirtgen.de)

6

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS

Pada saat terlihat jalan mengalami kerusakan pada bagian surface course nya, maka harus dilakukan penanganan dengan cepat agar tidak merambat sampai bagian base course atau sub base nya.Pada jalan yang rusak kemudian di keruk (milling) pada bagian yang rusak yang kemudian diganti  dengan material beton CTB hasil recycling limbah beton langsung dihamparkan pada bagian jalan yang mengalami kerusakan.

Adapun langkah-langkah proses daur ulang limbah beton menjadi beton siap pakai untuk perkerasan jalan rigid pavement sebagai berikut :

  1. Limbah beton diproses oleh crusher  sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan
  2. Lalu agregat hasil dari limbah beton yang diproses oleh crusher di campur dalam mesin cold recycler dengan menambahkan semen dan lain-lain sehingga terbentuklah material CTB (Cement Treated Base).
  3. Pada jalan yang akan direhabilitasi bagian atas perkerasan atau (Surface Course) dikeruk untuk diganti dengan perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang.
  4. Material CTB hasil dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan pada bagian jalan yang dipreservasi.

KESIMPULAN

  1. Dengan begitu kualitas beton daur ulang yang memiliki kekuatan 98% dibandingkan beton normal pada faktor air semen 0,5 dan 92% pada faktor air semen 0,4.  Sehingga beton daur ulang ini dapat dipergunakan untuk preservasi, rehabilitasi dan pembangunan jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) di wilayah jalan kaligawe Semarang.
  2. Dengan penggunaan teknologi daur ulang limbah beton. Beton bekas yang tidak bernilai dan perlu tempat dan biaya dalam pembuangannya dapat digunakan untuk preservasi jalan beton yang berkualitas serta menghemat penggunaan agregat kasar berupa batu pecah (fresh aggregate)  sehingga menjadi lebih ekonomis daripada menggunakan beton normal.

DAFTAR PUSTAKA

Aly Anas, (1998), Teknologi Perkerasan Jalan Beton Semen, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Anon (2000) Bituminous Pavements  Material, Design and Evaluations, Lechres Notes, School of Civil Engineering, University Nottingham.

Ary Suryawan (2005) Perkerasan jalan beton dengan semen Portland, Beta Offset, Yogyakarta.

Manu, A.I, (1995), Perkerasan Kaku, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Sukirman Silvia, (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit : NOVA, Bandung.

Suprapto, T.M, (2004), Bahan dan Struktur Jalan Raya, KMTS FT UGM, Yogyakarta.

Techno Konstruksi Majalah (2010) Daur Ulang Limbah beton untuk perkerasan jalan berkualitas, Jakarta.

8

Daftar Riwayat Hidup

Ketua Pelaksana

Nama                                    :               Sangga Pramana Wicaksana

NIM                                       :               02.209.3027

Tempat/Tanggal lahir     :               Ungaran, 14 November  1989

Alamat asal                         :               Jalan Kakap Raya no 1A perumahan Sebantengan, Ungaran.

Nama Orang Tua              :               Gudadi

Riwayat Pendidikan        :               SD  Sidomulyo 3 Ungaran

SMP Negri 1 Ungaran

Pondok  Nurul  Islami

SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang

SMA Negri 1 Ungaran

SMA Masehi Ungaran

SMA Tunas Patria Ungaran

S1 Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung Semarang

No HP                                   :               085640329683

Email                                     :               Sangga_pramana@yahoo.com

Prestasi                                                :               –

9

Anggota Pelaksana

Nama                                    :               Cantya Sujak

Tempat/Tanggal lahir     :               Ujung Pandang , 20 Juni  1989

Alamat asal                         :               Pasuruhan lor RT II RW 7 jati Kudus

Nama Orang Tua              :               Sujak

Riwayat Pendidikan        :               SD Muhamadiyah Pasuruhan

MTs Negri 1 Kudus

MAN 2 Kudus

Alamat  Semarang           :               Karang Kimpul Kaligawe Semarang

No HP                                   :               08562667687

Email                                     :               Ichan_Twins@yahoo.com

Prestasi                                    :           –

Penyebab kerusakan pada Jembatan


Gambar Jembatan Runtuh

(sumber:vbaines.wordpress.com)

Jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan sipil lainnya, jembatan mempunyai kekhususan. Pada umumnya, jembatan tidak terlindung atau berhubungan langsung dengan lingkungan, sehingga menyebabkan berbagai kerusakan.

Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada konstruksi jembatan adalah

1. Kondisi Rangka Baja

Hampir seluruh komponen rangka baja telah berkarat, yang kemungkinan besar disebabkan oleh korosi atmosfir. Kemungkinan penyebab korosi :

  • Tidak adanya perawatan atau pemeliharaan pada jembatan, misalnya pengecatan pada rangka baja, membuata jembatan lebih cepat terkena korosi atmosfir.
  • Pembuangan sampah sembarangan di sekitar abutmen jembatan membuat udara sekitar jembatan menjadi bersifat asam.
  • Air hujan atau embun yang tidak cepat mengering, terutama pada bagian-bagian baja yang tersembunyi (pada sambungan baja) membuat baja lebih cepat terserang karat.

2. Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan

Permukaan perkerasan tidak rata dan terjadi retak kulit buaya pada beberapa penampang serta terdapat lubang pada dek dan oprit jembatan. Bila tidak segera diperbaiki, maka air yang masuk dalam timbunan akan membuat penurunan timbunan lebih cepat, dan hal ini tentu akan membahayakan abutmen jembatan.

3. Drainase Jembatan

Tidak ada drainase pada jembatan, air turun melalui lubang yang ada pada perkerasan maupun pada sambungan baja. Air meresap dalam perkerasan, menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan jembatan.

4. Kondisi Dak Jembatan

Dak jembatan dari kayu mulai mengalami pelapukan akibat dari air yang meresap melalui perkerasan maupun rembesan dari permukaan perkerasan

5. Kondisi Gelagar

Kondisi gelagar memanjang ataupun melintang mulai berkarat, dan meluas pada hampir semua luas penampangnya. Kemungkinan penyebabnya sama dengan rangka atas jembatan.

6. Kondisi Perletakan (Bearing)

Kondisi perletakan tidak sesuai penempatannya dan korosi juga telah menyerang komponen jembatan ini.

7. Kondisi Abutmen

Kondisi Abutmen tanpa adanya perawatan dan pemeliharaan pada jembatan. Sampah dan tumbuhan tidak dibersihkan dari sekitar Abutmen.

Sumber : Techno Konstruksi edisi 14 (juni,2009)

Styrofoam domes


Gambar 1   Styrofoam Domes

(sumber : pinktentacle.com)

Styrofoam merupakan busa polystyrene yang saat ini kita kenal dan banyak digunakan untuk isolasi panas dan aplikasi lainnya. Pada tahun 1941, penelitian di laboraurium Dow menemukan suatu cara untuk membuat busa polysterene. Di bawah kepemimpinan Ray Mc Intire, mereka menemukan kembali metoda yang sebelumnya telah dirintis oleh penemu dari Swedia, yakni C.G. Munters.  Dow memperoleh hak paten untuk hasil penemuan tersebut. Karena sifat materialnya yang memiliki daya apung tinggi, material pada tahun 1942 digunakan oleh penjaga pantai Amerika Serikat untuk rakit penolong berkapasitas 6 orang.

Dalam perkembangannya, styrofoam mulai digunakan sebagai material bangunan, termasuk didalamnya untuk isolasi perpipaan dan produk-produk spesifik lainnya. Isolasi Styrofoam sudah dipakai di banyak gedung dan fasilitas penting lainnya di Amerika Utara. Styrofoam bisa dipergunakan juga di bagian bawah jalan dan struktur lainnya, untuk mencegah gangguan yang terjadi pada struktur tanah.

Styrofoam terkadang banyak diartikan sebagai material yang biasa digunakan untuk bahan kemasan barang-barang atau box makanan sekali pakai. Bentuk fisiknya berwarna putih dan terdiri dari kumpulan butiran polsttyrene menyerupai manik-manik. Hal ini sama sekali sangat berbeda dengan polystyrene yang digunakan sebagai isolasi styrofoam.

Gambar 2  Panel Styrofome

(sumber : ergodesk.wordpress.com)

Di dalam aplikasinya, Styrofoam telah dikembangkan sebagai material alternatif untuk perumahan di jepang, setara dengan kayu, besi dan beton. Sebuah perusahaan perumahan bernama Japan Dome House telah mengembangkan rumah berbentuk kubah dengan material utama styrofoam. Meskipun material plastik sebagaimana styrofoam telah banyak digunakan sebagai panel-panel untuk pendingin dalam gedung, isolasi eksterior dan elemen eksterior serta interior lainnya yang bersifat non struktural, namun tak satu pun telah direkomendasikan sebagai material struktural untuk memikul beban pada gedung.

Setelah lima tahun berunding dengan menteri pertanahan, infrastruktur dan transportasi, Japan Dome House pada tahun 2004 mendapat ijin dari kementrian tersebut untuk memasarkan bangunan berbahan dasar utama styrofoam tersebut. Produk perusahaan ini diakui sebagai material struktural styrofoam sebagai material struktural styrofoam pertama yang diakui Jepang.

Dimensi standar eksterior rumah kubah ini adalah memiliki ketinggian 3,3 meter dengan garis tengah tujuh meter. Sementara dinding-dindingnya memiliki ketebalan 20 cm, dan bobot keseluruhan strukturnya 900 kg. Total luas lantai sepadan, hingga 36 meter. Baik tembok bagian luar maupun basgian dalam didesain tahan api untuk mencegah bangunan ketika mengalami gejala kolaps.

Sekitar 10 elemen struktur yang berbeda dan bahan perekat struktural digunakan untuk membangun rumah-rumah kubah ini dalam tempo satu hati tanpa menggunakan alat-alat berat. Biaya pembangunan rumah tersebut diperkiran 25 juta yen atau 24.000 US dollar. Kalo dirupiahkan berapa ? dikali 10 rb. 240 juta ya.

Gambar 3   Suasana dalam rumah domes

(sumber : japanblog.bloguez.com)


Gambar 4  Perumahan Styrofoam domes di Jepang

(sumber : japanblog.bloguez.com)


Gambar 5  styrofoam domes

(sumber : conceptrends.com)

Gambar-gambar lain dapat dilihat di google

sumber : techno konstruksi