Gravity Wall


Assalamualaikum Wr.Wb

Salam dan syukur saya pada Allah S.W.T yang masih memberikan saya kesempatan hidup dan berbagi di blog saya sampai detik ini. Shalawat saya untuk Rasulullah SAW yang merupakan penutup para Nabi dan yang menerima wahyu Al-Qur’an dan tidak dapat disangkal lagi mengenai kebenarannya.

Untuk Orang tua saya, adek-adek saya, dosen-dosen, staff dan senior maupun junior saya di Unissula, terima kasih karena telah memberikan masa-masa terindah dalam hidup saya sembari menuntut ilmu di salah satu Universitas Swasta di Semarang.  Terima Kasih untuk kalian semua. . .

Kenapa kok memberi salam seperti itu bang ?

Gakpapa lagi pengen menyebut mereka yang berarti dalam hidup saya, pada kesempatan ini, hehe.

Ow, gitu ya. maksud judul Gravity Wall itu apa bang ?

Gravity Wall itu dinding penahan tanah yang menggunakan berat sendiri struktur untuk menahan geseran dan gulingan akibat tekanan tanah di belakangnya.

Kenapa diperlukan Gravity Wall bang?

Karena kebutuhan manusia akan jalan, jembatan, bangunan gedung dll. Maka sering kita dijumpai tanah pada lereng-lereng  dipotong dan ditimbun (cut n fill). Kalau kata prof saya, setelah tanah di potong mereka tidak berada pada sudut keseimbangan mereka. Contohnya pada tanah pasir dengan sudut geser 35 derajat dipotong sehingga sudutnya 60 derajat. Karena keadaan yang tidak seimbang ini maka tanah akan bergerak menuju kesimbangan awal yaitu sudut geser 35 derajat dengan cara melongsorkan sebagian tanah , tanah yang longsor itu sering kita sebut bidang longsor. Sehingga peranan Gravity Wall diperlukan untuk mencegah kelongsoran akibat aktifitas manusia ini.

Lalu mendisain sebuah Gravity Wall itu gimana bang?

ya kita harus mengetahui sifat tanah yang akan kita tahan menggunakan dinding tersebut. Sifat tanah tersebut antara lain, jenis tanahnya apakah itu pasir atau clay, karena pasir lebih membebani struktur karena partikelnya mudah lepas berbeda dengan tanah liat yang partikelnya saling tarik menarik dengan partikel lainnya (kohesi).  Kondisi adanya beban diatas tanah yang ditahan, maksutnya apabila sebelumnya tanah yang ditahan adalah tanah sawah, kemudian berganti fungsi menjadi jalan raya, maka akan ada beban tambahan pada dinding penahan karena beban di atas tanah yang ditahan dibebani oleh beban kendaraan+muatan yang memberikan tekanan pada tanah dibawahnya dan sehingga tanah mendapat tekanan tambahan yang berdampak pada dinding penahan.Dan yang paling penting itu tekanan akibat air yang tersimpan dalam tanah yang akan ditahan, baik itu air tanah atau dari air hujan.

Tekanan tanah sama tekanan air itu lebih kuat yang mana sih ?

Kalo menurut saya lebih besar tekanan air, karena tekanan tanah murni umumnya lebih kecil daripada tekanan air pada tanah dengan kondisi jenuh.

Ow, kan saya sering lihat ada pipa-pipa yang dipasang pada dinding penahan tanah, jadi aman donk dari tekanan air ?

Ya bisa dibilang begitu, pipa-pipa pada dinding penahan tanah sangat membantu dalam mengatasi tekanan air yang terjadi pada dinding.

Lalu cara nentuin jumlah pipa dan jarak pipa gimana ?

Kalo jarak antar pipa itu tergantung permeabilitas tanahnya,

Kenapa pakai gravity wall bukan turap?

kalo didesa-desa karena lahan masih cukup luas, maka sering digunakan gravity wall karena ketersediaan batu belah banyak dan lahannya cukup. Apalagi akses alat berat ke desa kurang, sehingga sulit untuk menggunakan turap yang harus dipancang dengan alat berat. Sedangkan turap cenderung dipakai didaerah perkotaan yang tanahnya terbatas.

Gravity Wall itu penerapannya untuk apa aja bang ?

Biasanya untuk talud saluran, lalu talud di sungai-sungai, juga talud di area tol dekat rumah saya juga pake, tapi dibuat berundak-undak.

Kenapa di buat berundak-undak nggak lurus aja ? kan lebih ngirit, hehe

ya dibuat berundak-undak biar momen di dinding penahan gak terlalu besar.

Mau tanya apalagi ya ? kok jadi bingung ? hehe

iya nih saya juga masih agak bingung, harus belajar lagi mengenai dinding gravitasi, see u and bye

Wassalamualaikum Wr.Wb

About sanggapramana

Mahasiswa S1 angkatan 2009 jurusan teknik sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Posted on 09/07/2012, in Geoteknik, Retaining Wall. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar