Category Archives: Geosintetic

Seminar Nasional 1 juli 2010 Politeknik Negri Semarang ( Part 2 )


Seminar part 2 ini, mengenai

“PENGGUNAAN GEOSINTETIK PADA TEKNOLOGI JALAN TAMBANG”

Yang di bawakan oleh, “Didiek Djarwadi”

Memperkenalkan geosintetik sebagai bahan bantu dalam pelaksanaan pembuatan jalan tambang.Jalan tambang di Kalimantan sering harus melewati daerah rawa yang memiliki daya dukung tanah yang rendah.Dalam kondisi demikian geosintetik diperlukan untuk meningkatkan daya dukung jalan dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat, dan lebih murah dibandingkan dengan cara penimbunan konvensional.

Pada pelaksanaan pekerjaan jalan tambang tanpa lapis aus, funsi geosintetik yang sering digunakan adalah sebagai fungsi media pemisah ( separation ) antara subgrade tanah dengan lapisan perkerasan seperti sub-base coarse agar kedua bahan tersebut tidak tercampur oleh karena terjadi proses pumping oleh beban kendaraan secara berulang.

PENGERTIAN GEOSINTETIK

adalah dari kata “GEO” dan “SINTETIK”, “GEO” menunjukkan bahwa bahan tersebut berhubungan dengan perbaikan kinerja pada konstruksi teknik sipil yang berhubungan dengan tanah, sedangkan kata “SINTETIK” menunjukkan bahwa bahan tersebut merupakan bahan sintetis dari crude petroleum oil, meskipun bahan lain seperti karet, fiberglas juga kadang digunakan.

KELEMAHAN GEOSINTETIK

SINAR ULTRAVIOLET, karena bahan geosintetik akan mengalami degradasi yang cepat dibawah terik sinar matahari.

PENGGUNAAN GEOSINTETIK PADA TEKNOLOGI JALAN TAMBANG

Geosintetik sebagai Separator

Pada pelaksanaan pekerjaan jalan, fungsi geosintetik yang sering digunakan adalah sebagai fungsi media pemisah (separation) antara subgrade tanah dengan lapisan perkerasan seperti sub-base atau base-course agar kedua bahan tersebut tidak tercampur oleh karena terjadi proses pumping oleh beban kendaraan secara berulang.

CARA PEMASANGAN GEOTEXTILE

Metode (Cara) Pemasangan Geotextile (Geotekstil) :

  1. Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan.
  2. Aturan untuk overlapping dan penyambungan Geotextile adalah :Metode (Cara) Pemasangan Geotextile Overlapping
  3. Pada daerah pemasangan yang berbentuk kurva (misalnya tikungan jalan), maka Geotextile dipasang mengikuti / searah kurvaMetode (Cara) pemasangan Geotextile di tikungan
  4. Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan beban roda (beban lalu lintas).
  5. Jika Geotextile dipasang untuk terkena langsung sinar matahari maka gunakan geotextile yang berwarna hitam.

Seminar Nasional 1 juli 2010 Politeknik Negri Semarang


Terima kasih buat para pengisi Seminar “APLIKASI TEKNOLOGI GEOSISTEM DAN BAJA BONDEK DALAM KONSTRUKSI”

Langsung saja, saya masuk kira-kira jam 9 waktu itu, karena nunggu yang bawa tiket ( hahaha ) Rezki Nurhikmah, ko telat ?? gw gak bisa masuk donk, (hahaha) ,padahal seminar mulai jam 8, Tapi Alhamdulillah ternyata Isi Seminar dimulai pada saat saya masuk, (Sebelum masuk masi berisi sambutan-sambutan gitu).

Pertama-tama isi seminar dibawakan oleh Bapak Didiek Djarwadi ( maaf pak saya lupa gelar dan tempat kerja bapak, ,maaf sekali) tentang

Geosintetik sebagai Perkuatan Konstruksi Jalan Diatas Tanah Lunak”

Pada pelaksanaan konstruksi jalan diatas tanah lunak dengan perkuatan geotextile (Salah satu macam Geosintetik) dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya dukung tanah.Keuntungan dari penggunaan geotextile sendiri adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan metode penimbunan konvensional.

dapat dilihat gambar geotextile,

Dalam Penggunaan geotextile pun tidak bisa sembarangan, maka kita harus menetapkan perkuatan sebesar apa yang dibutuhkan, faktor-faktor penetapan geotextile

  • Jenis Geotextile
  • Sifat Hubungan dan Regangan
  • Sifat Pembebanan
  • Kondisi Lingkungan
  • Bahan Timbunan

JENIS GEOTEXTILE

Jenis geotextile ada 2 ,yaitu

  1. Woven Geotextile (Anyaman)
  2. Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam)

Penggunan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga deformasi dapat dikontrol dengan baik.

Pada non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotextile tidak terarah, sehingga apabila dibebani, maka akan terjadi deformasi yang sangat besar, dan sulit dikontrol.

Sifat hubungan-hubungan Tegangan Pada Geotextile

dipengaruhi oleh polimer dari bahan pembuat geotextile seperti : PA (Polymaide), PP (Polypropelene), PE (Polyethelene), dan PET (Polyester) yang mempunyai perbedaan panjang rangkaian molekulnya.Untuk bahan perkuatan dapat dipilih bahan yang mempunyai kekuatan (Tensile Strength) yang tinggi dengan regangan (strain) yang kecil.Hal ini diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi perkuatan kecil.Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk perkuatan adalah ultimate tensile strength dan elongtion at break.

Dimensi konstruksi perkuatan dan sifat pembebanan juga akan mempengaruhi besaran ultimate tensile strength dari geotextile.Pada konstruksi perkuatan dinding tegak lebih tinggi akan memerlukan tensile strength yang lebih besar, demikian pula perkuatan di atas tanah lunak, beban timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang lebih besar pula.

Sifat Pembebanan

Perkuatan di atas tanah lunak, beban timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang lebih besar pula.Pada konstruksi perkuatan permanen yang mempunyai umur rencana (service life) yang lama akan memerlukan tensile strength yang lebih besar dibandingkan dengan konstruksi perkuatan yang bersifat sementara.

Kondisi Lingkungan

Berpengaruh pada pengurangan terhadap tensile strength geotextile, akibat dari terjadinya reaksi kimia antara bahan geotextile dan sekitarnya.Perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa serta mikro organisme seperti bakteri akan mengurangi kekuatan geotextile.