Category Archives: lain-lain

SNI Beton Untuk Struktur Gedung 2013


SNI beton untuk bangunan gedung 2013 dapat diunduh Di sini

1,5 Tahun Vakum


Assalamualaikum

Sudah satu setengah tahun sejak saya menulis artikel terakhir pada blog ini. Sebenarnya sudah cukup banyak ilmu yang bisa saya tuliskan disini. Kini saya sedang belajar Magister Teknik Sipil di Universitas Diponegoro Semarang sejak september 2013. Saya mengambil Konsentrasi Struktur. Banyaknya pekerjaan yang harus saya tangani , membuat waktu untuk menulis di blog sudah tidak ada lagi. Kadang kala tidak cukup waktu untuk menanggapi beberapa komentar dari teman2 sekalian. Saya mohon maaf.

Wassalamualaikum

Very Large Floating Structure


Konsep struktur terapung atau sering disebut dengan “Very large floating structures (VLFSs)’ selain menjadi alternatif pengembangan wilayah pantai disamping reklamasi, juga mampu bertahan saat terjadi gempa, karena strukturnya mengapung di atas air dan dapat terhindar dari kerusakan bangunan.

Desain struktur yang mampu melindungi dari bencana alam seperti gempa, adalah sebuah struktur yang kokoh, tahan gempa dan berbobot ringan, serta dapat mengapung di atas air. Desain seperti inilah yang saat ini sedang dikembangkan oleh para ahli bidang terkait, untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan meminimalkan kerusakan saat terjadi gempa. Dengan sistem struktur tersebut, dapat menyelamatkan manusia dan barang-barang yang berada pada bangunan dan mampu menghindarkan kerusakan dari struktur itu sendiri saat terjadi gempa.

Selain memberikan dampak positif, tentu ada juga dampak negatif dari sistem ini yang harus sangat diperhatikan yaitu adalah ombak. Mengingat ombak yang berada di pantai dan laut sangat tidak dapat dipastikan apalagi jika terjadi tsunami seperti yang terjadi di aceh dan di jepang baru-baru ini. Sehingga perlu perencanaan yang matang sebelum kita akan menggunakan sistim VLFS ini.

Pengembangan wilayah pantai, selalu menarik perhatian banyak pihak. Karena selain dapat dijadikan sebagai akselerator finansial suatu negara, pantai juga berpotensi besar untuk menyelesaikan permasalahan pengembangan wilayah, melalui kegiatan reklamasi pantai.

Namun, mengingat kegiatan reklamasi pantai tidak terlepas dari intervensi manusia, maka aktivitas tersebut tentu dapat memberikan dampak buruk terhadap imbangan lingkungan juga. Sehingga berpotensi besar memicu terjadinya perubahan ekosistem.  Selain itu, biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit, khususnya untuk kegiatan dredging.

Gambar diatas adalah mega float ,bandara internatonal terapung di pantai Tokyo, Jepang.

Sebagaimana diketahui, setiap pengembangan wilayah pantai hampir dipastikan akan menelan biaya besar dan memerlikan teknologi tinggi, karenaterkait dengan berbagai kepentingan. Pendek kata pekerjaan pengembangan wilayah pantai merupakan suatu megaproyek, baik dari sisi investasi dan wujud fisik struktur yang ditangani.

hanya sekedar review, tidak mengulas detail, suwun.

sumber : technokonstruksi majalah

Green City untuk mewujudkan Sustainability City


Penataan kota yang merujuk pada konsep “green city” atau kota hijau, tidak sekedar mengedepankan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), melainkan juga merencanakan dan menata ulang kota secara sehat dan ekologis.

Konsep Green City  atau kota hijau muncul pertama kali dalam pertemuan PBB yang dihadiri lebih dari 100 walikota dan gubernur di San Fransisco, Amerika Serikat, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2005 lalu. Pertemuan tersebut, diantaranya melahirkan kesepakatan bersama mewujudkan pengembangan kota dengan konsep ‘kota hijau’.

Adapun mengenai konsep kota hijau yang ditawarkan, adalah perlunya pemerintah  memanfaatkan energi matahari, udara dan air untuk mewujudkan green building dan green businnes  pada proyek-proyek restorasi lingkungan kota, pertamanan kota dan penghijauan kota.Secara individu , penduduk kota diharapkan juga memiliki kebiasaan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, bersepeda atau mengunakan angkutan berbahan bakar non fosil.

Pertumbuhan populasi kota yang sangat cepat, berdampak pada penurunan kualitas kota tersebut, baik sosial maupun lingkungan serta mengakibatkan pertumbuhan kota yang tidak berkelanjutan (sustainability) secara ekologis, sosial maupun ekonomis menjadi inti dalam konsep Green city. Kota juga harus mulai mencari cara untuk mewujudkan green city, demi memperbaiki dan membangun kembali hubungan yang harmoni antara manusia dan alam, serta memaksimalkan kesejahteraan manusia penghuninya. Dan aspek penting dalam green city, adalah keterlibatan masyarakat dalam membuat keputusan.

Konsep Green City

“green city merupakan frase yang sering digunakan dalam mengangkat  isu ekologis ke dalam konsep perencanaan kota yang berkelanjutan dan perwujudan green city merupakan tantangan ke depan dalam pembangunan perekonomian yang berkelanjutan,” demikian Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam keynote speech-nya yang berjudul Green Cities : Challenge towards Sustainable Urban Development.

Menurut Imam S.Ernawi, kota-kota di Indonesia yang padat, terutama berada di wilayah pulau Jawa dan Bali, dimana hampir 55% populasinya hidup di wilayah perkotaan. Kondisi tersebut , akan menimbulkan berbagai permasalahan di perkotaan, seperti degradasi lingkungan, masalah sosial, ekonomi dan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan paket kebijakan responsif yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan, sehingga dapat terwujud kualitas lingkungan yang lebih baik, untuk saat nii maupun generasi mendatang.

Beberapa aspek krusial yang harus dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan, antara lain : harus dapat menyelesaikan permasalahan urbanisasi dan kemiskinan di kawasan pedesaan, kewajiban kota untuk menyediakan ruang hijau (RTH) minimal 30% dari luas wilayahnya, pengutamaan aspek perubahan iklim dalam kebijakan pembangunan, serta mengutamakan mitigasi dan risiko bencana.” jelas Imam S.Ernawi

p

Sementara itu , Prof. Joerg Rekittke dari National University Singapore dalam paparannya menjelaskan menjelaskan tentang konsep green city yang cukup menarik dan “out the box” dalam perencanaan landscape, yakni mengenai konsep “Urban Jungle”. Konsep ini, merupakan perencanaan ruang terbuka hijau kota dengan tipologi hutan tropis yang memiliki multiple layer vegetation.

Ruang terbuka hijau dalam konsep green city mencakup empat hal :

  1. Taman berskala bertetanggaan (neighbourhood park)
  2. Taman lingkungan (community park)
  3. Taman kota (city park)
  4. Taman umum (public park)
Taman-taman ini merupakan tempat interaksi antarwarga lingkungan. Untuk itu perlu membuka akses terhadap taman-taman tersebut, mengingat taman-taman kota yang ada skarang sulit diakses, karena lalu lintas disekitar taman yang padat dan kebanyakan merupakan taman pasif.
pustaka : technokonstruksi majalah , edisi 17 september 2009

Jual rumah murah


Deskripsi Bangunan

Sebelumnya saya akan menjual rumah milik bude saya yang berprofesi sebagai dokter. Sehingga rumahnya pun, terlihat sebagai rumah dokter, dengan ada ruang praktek, dan lain2.Rumah ini  terletak di jalan serasi raya, perumahan Selamarta Babadan, Ungaran. Rumah ini letaknya strategis karena berada di pertigaan gapura masuk perumahan selamarta. Di sebelah rumah terdapat ruko, di depan rumah terdapat rumah makan, di seberang jalan terdapat ruko yang berisi toko bangunan dan pencucian motor dan mobil. Sehingga rumah ini cocok untuk dijadikan bisnis/usaha atau rumah pribadi. Di wilayah ini belum terdapat Alfamart dan Indomaret sehingga cocok juga dijadikan usaha tersebut.

Parkir bisa sampai 4 mobil. Kamar ada 3 termasuk ruang pembantu, 1 kamar mandi di dalam dan 1 kamar mandi pembantu. Dapur. Halaman belakang (untuk jemuran), Ruang praktek (dindingnya semi-permanen, jadi bisa dibongkar dan dijadikan ruangan tertentu. Ruang tunggu praktek,(bisa dijadikan ruangan lain).

Rincian Bangunan

Luas tanah : 355 m2

Harga : 475 juta (bersih)

Foto Rumah